Namun, ia tetap mewaspadai jebakan kelas menengah yang biasanya menjangkit negara-negara yang tengah berupaya menuju menjadi negara berpendapatan tinggi.
“Indonesia harus bisa menghindar dari middle income trap,” tegasnya.
Ia menegaskan jebakan pendapatan kelas menengah dapat muncul dalam bentuk regulasi atau peraturan yang pada akhirnya menyusahkan perekonomian.
Terkait itu, World Bank atau Bank Dunia melaporkan sebanyak 108 negara, termasuk Indonesia, China, India, Brasil, dan Afrika Selatan, menghadapi kendala serius yang dapat menghambat upaya mereka untuk menjadi negara berpendapatan tinggi dalam beberapa dekade mendatang.
Hal ini tercantum dalam studi Bank Dunia yang menyediakan peta jalan komprehensif pertama untuk memungkinkan negara-negara berkembang keluar dari “middle-income trap” atau jebakan pendapatan menengah.
Mengacu pada studi dari 50 tahun terakhir, World Development Report 2024 : The Middle Income Trap atau Laporan Pembangunan Dunia 2024: Jebakan Pendapatan Menengah, terungkap bahwa seiring negara-negara menjadi lebih kaya, negara tersebut biasanya mencapai jebakan sekitar 10% dari produk domestik bruto (PDB) tahunan AS per orang.
Nilainya setara dengan US$8.000 saat ini, angka itu berada di tengah kisaran yang diklasifikasikan Bank Dunia sebagai negara-negara berpenghasilan menengah.
"Sejak 1990, hanya 34 negara berpendapatan menengah yang berhasil beralih ke status berpendapatan tinggi—dan lebih dari sepertiganya merupakan penerima manfaat dari integrasi ke Uni Eropa, atau dari minyak yang sebelumnya tidak ditemukan," ujar Indermit Gill, Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior untuk Ekonomi Pembangunan Grup Bank Dunia, dikutip Senin (5/8/2024).
(azr/lav)