FTSE Russel menyebut "konsentrasi pemegang saham yang tinggi" untuk perusahaan tenaga panas bumi senilai US$78 miliar ini. Sebanyak 11,7% sahamnya dimiliki oleh publik per 19 September, menurut pernyataan itu, mengutip data harian Kustodian Sentral Efek Indonesia.
"Perusahaan akan terus memantau kepatuhan terhadap aturan free float yang ditetapkan bursa," kata BREN.
Produsen tenaga panas bumi ini dijadwalkan untuk ditambahkan ke dalam seri FTSE Global All Cap Index dan indikator-indikator yang terkait ketika perdagangan dimulai pada Senin (23/9/2024). Saham ini akan dihapus mulai Selasa (24/9/2024), menurut pernyataan FTSE.
Saham BREN melonjak lebih dari 1.400% sejak IPO hingga mencapai rekor tertinggi yang dicapai awal bulan ini. Sahamnya bergerak liar di awal tahun ini setelah masuk ke dalam daftar pantauan bursa untuk perusahaan-perusahaan yang bergejolak dan bermasalah.
(bbn)