Logo Bloomberg Technoz

Bank sentral China memangkas suku bunga kebijakan jangka pendek sebagai bagian dari pengurangan yang dimulai pada Juli, seiring dengan perlambatan ekonomi domestik yang semakin dalam. Suku bunga diturunkan dari 1,95% menjadi 1,85% untuk tenor 14 hari. 

Bank sentral juga menyuntikkan likuditas tambahan senilai 74,5 miliar yuan, sekitar US$10,6 miliar, ke dalam sistem perbankan melalui alat ini, kata bank sentral dalam pernyataannya.

Ekonomi China yang makin melemah mendorong PBOC memangkas suku bunga lagi (Dok. Bloomberg)

Langkah tersebut diambil menjelang Libur Hari Nasional yang akan berlangsung selama tujuh hari mulai 1 Oktober.

PBOC biasanya menawarkan pinjaman 14 hari menjelang libur panjang. Terakhir kali PBOC memberikan pinjaman ini adalah pada Februari menjelang liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu.

Pemangkasan bunga tersebut mencerminkan upaya otoritas China mengejar ketertinggalan dari pemangkasan 10 basis poin pada suku bunga reverse repo tujuh hari pada bulan Juli, menurut Frances Cheung, Head of Foreign Exchange and Rates Strategy di Oversea-Chinese Banking Corp, dilansir oleh Bloomberg.  "Pasar tidak akan terlalu bersemangat tentang hal ini," tambahnya.

Tekanan yang dialami oleh yuan, salah satu mata uang jangkar di Asia, menyeret mata uang lain. Sementara itu, tekanan jual yang melanda bursa saham Asia sepertinya juga membuat mood pasar di awal pekan ini muram. 

Data pada Jumat malam pekan lalu menunjukkan pemerintah China telah memangkas pengeluaran, sementara tingkat pengangguran kaum muda di negeri itu naik ke level tertinggi tahun ini karena bank-bank di negara tersebut menahan diri tidak memangkas suku bunga pinjaman.

Menambah lemahnya sentimen, pemerintah AS disebut tengah menggodok peraturan yang akan melarang perangkat keras dan perangkat lunak China untuk kendaraan yang terhubung sesegera mungkin pada Senin.

"Situasi di China berubah dari buruk menjadi lebih buruk," kata Tony Sycamore, analis di IG di Sydney, dilansir oleh Bloomberg.

"Dengan pasar saham Jepang yang ditutup untuk hari libur nasional, PBOC yang mengecewakan pasar pada Jumat, dan imbal hasil AS yang meningkat lebih tinggi, kita mungkin akan melihat nada yang lebih suram di seluruh pasar ekuitas Asia hari ini."

Pada pembukaan pasar pagi ini, indeks saham domestik, IHSG, juga tergerus turun ke level 7.693, melanjutkan kejatuhan yang terjadi pada Jumat lalu terutama karena sentimen saham konglomerasi Prajogo Pangestu. Namun, indeks saham yang berisi saham-saham dengan likuiditas tinggi, LQ45 masih naik tipis 0,11% di awal perdagangan.

IHSG ambles lagi

Adapun di pasar surat utang, berdasarkan data realtime Bloomberg, terlihat INDOGB-2Y masih melanjutkan penurunan yield ke level 6,016%. Begitu juga tenor 5Y yang turun 3,8 bps ke level 6,13% disusul oleh INDOGB-10Y yang turun tipis 0,4 bps ke 6,40%.

Adapun surat utang RI berdenominasi dolar AS, INDON, mayoritas masih naik yield-nya kecuali tenor 3Y yang terkikis 0,2 bps ke 4,00%.

Aksi beli investor terutama kalangan perbankan dan investor nonresiden yang masif pada pekan lalu, mengindikasikan adanya harapan besar bahwa Bank Indonesia akan melanjutkan penurunan bunga acuan BI rate pada Oktober.

"Aksi beli perbankan dan asing mengindikasikan pasar berharap BI terus menurunkan suku bunga secara agresif sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada bulan Oktober. Spekulasi ini kemungkinan dipicu oleh aksi risk taking BI memangkas suku bunga mendahului the Fed minggu lalu," tulis tim analis Mega Capital Sekuritas dalam catatannya pagi ini.

(rui)

No more pages