Ringgit telah menguat sejak April setelah rebound dalam ekspor dan upaya bank sentral untuk mendorong perusahaan-perusahaan yang terkait dengan negara untuk memulangkan pendapatan investasi luar negeri. Reli meningkat pada kuartal ini karena investor bertaruh pada pemenang Asia Tenggara di tengah prospek pelonggaran kebijakan oleh Federal Reserve.
Dana global telah menggelontorkan US$2,5 miliar kumulatif ke dalam obligasi negara pada bulan Juli dan Agustus, dan membeli US$1,2 miliar ekuitas lokal sejak akhir Juni, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Ringgit juga akan diuntungkan dari rotasi ke Asia setelah investor asing terlalu banyak berinvestasi pada mata uang Amerika Latin selama setahun terakhir, menurut Chandresh Jain, seorang ahli strategi di BNP Paribas.
"Aliran ini akan terus berlanjut untuk beberapa waktu," katanya.
Mata uang lokal ditutup 0,1% lebih tinggi pada 4,2037 terhadap dolar AS pada hari Jumat.
Indikator pasar menunjukkan lonjakan ringgit saat ini mungkin akan melebar, menandakan potensi konsolidasi dalam waktu dekat. Para pelaku pasar akan terus mencermati pengumuman anggaran negara bulan depan untuk mengetahui kemajuan reformasi subsidi dan defisit fiskal.
Dalam jangka panjang, "tidak diragukan lagi bahwa valuasi ringgit menarik dan murah, berdasarkan nilai tukar efektif," kata Wee Khoon Chong, seorang ahli strategi di Bank of New York Mellon.
(bbn)