Harga emas turun setelah menembus rekor tertinggi sepanjang masa. Pada Jumat (20/9/2024), harga emas ditutup di US$ 2.621,6/troy ons. Ini adalah rekor harga tertinggi sepanjang masa.
Oleh karena itu, tentu akan datang masanya di mana investor akan ‘gatal’ mencairkan cuan. Sebab, keuntungan yang bisa didapat memang sudah lumayan tinggi. Ketika ini terjadi, harga emas akan terkoreksi.
Akan tetapi, prospek harga emas rasanya masih akan cerah. Ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve belum selesai dengan pemotongan suku bunga acuan membawa harga emas melonjak tahun ini. Sepanjang 2024, harga sang logam mulia sudah meroket sekitar 26%.
“Sepertinya harga emas masih akan bergerak ke atas. Dolar AS melemah, suku bunga bergerak turun, dan ada ketidakpastian geopolitik. Ini semua membuat emas menjadi atraktif bagi investor,” kata Matt Miskin dari John Hancock Investment Management, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Goldman Sachs memperkirakan harga emas bisa naik ke US$ 2.700/troy ons pada awal tahun depan. Sementara Citigroup lebih berani dengan memperkirakan harga emas bisa merangsek ke US$ 3.000/troy ons pada pertengahan 2025.
(aji)