Logo Bloomberg Technoz

Bersiap, Harga Tembaga Bisa Makin Mahal di Tengah Ancaman La Niña

Dovana Hasiana
22 September 2024 18:30

Tembaga cair di sebuah smelter./Bloomberg-Oliver Bunic
Tembaga cair di sebuah smelter./Bloomberg-Oliver Bunic

Bloomberg Technoz, Jakarta Harga tembaga diproyeksikan sanggup menyentuh level US$9.500 per ton, bahkan bisa lebih, sampai dengan akhir tahun; di tengah permintaan yang meningkat dan adanya ancaman fenomena cuaca La Niña.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar menilai fenomena iklim La Niña menyebabkan gangguan produksi dan pada akhirnya menjadi pemicu kenaikan harga dari komoditas mineral logam yang menjadi salah satu andalan Indonesia tersebut. 

"Potensi harga tembaga sampai akhir tahun bisa mencapai US$9.500 per metrik ton, bahkan bisa lebih. Iya betul ada potensi produksi terganggu karena La Niña, justru itu akan menjadi pemicu kenaikan," ujar Bisman kepada Bloomberg Technoz, dikutip Minggu (22/9/2024). 

Pergerakan harga tembaga di LME./dok. Bloomberg

Setala, pengamat energi dari Asosiasi Pengamat Energi Indonesia (APEI) Ali Ahmudi Achyak juga mengatakan munculnya fenomena iklim La Niña pastinya akan mengganggu produksi di hulu (upstream) dan logistik di tengah (midstream) yang berakibat tidak tercukupinya kebutuhan di hilir (downstream).

"Dampak langsungnya pada kenaikan harga akibat ketidakseimbangan antara supply dan demand. Dampak lanjutannya bisa mengarah ke peningkatan inflasi," ujar Ali.