Logo Bloomberg Technoz

Perinciannya, 213 juta ton digunakan untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) dan 518 juta ton diekspor.

Meskipun terdapat La Niña, Rizkia mengatakan, para penambang masih akan berusaha untuk menaikan produksi karena faktor permintaan dan harga yang masih baik.

Terlebih, kata Rizkia, data produksi batu bara pada Agustus 2024 masih tumbuh sekitar lebih dari 3%. Indonesia sendiri telah menyetujui rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) batu bara sekitar 920 juta ton, dengan target realisasi untuk produksi 710 juta ton.

Kementerian ESDM merestui 587 pengajuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) untuk pertambangan batu bara periode 2024—2026. Dari kumulatif RKAB yang disetujui tersebut, total produksi batu bara yang akan dihasilkan pada 2024 mencapai 922,14 juta ton, 2025 sebanyak 917,16 juta ton, dan 2026 sejumlah 902,97 juta ton.

Prospek Harga 

Pada perkembangan lain, Rizkia memproyeksikan rata-rata harga batu bara sampai pengujung tahun ini berada pada level US$135/ton. 

Pergerakan Harga Batu Bara Dunia di Zona Bullish (Bloomberg)

Proyeksi tersebut dilandasi oleh data perdagangan batu bara global saat ini, di mana ekspektasi pertumbuhan pasokan lebih moderat dengan permintaan dari China, India, kawasan Asia Utara, dan Asia Tenggara masih cukup baik.

Operasi pertambangan di Indonesia dan Australia diramal mengalami gangguan terparah, jika fenomena cuaca La Niña yang diiringi banjir dan hujan lebat terjadi pada akhir tahun ini.

Berdasarkan data pembaruan Juli 2024 dari Pusat Prediksi Iklim AS (CPC), La Niña diperkirakan berkembang selama Agustus—Oktober 2024 dengan probabilitas sebesar 70% dan dapat bertahan hingga akhir 2024—awal 2025, dengan prakiraan yang menunjukkan peluang kelanjutan sebesar 79% hingga November—Januari.

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) Rizal Kasli sebelumnya memproyeksikan fenomena cuaca La Niña bakal mengurangi produksi tambang di Indonesia sekitar 10% hingga 15% secara tahunan.

Rizal menggarisbawahi fenomena cuaca La Niña berpotensi mendatangkan curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir, terutama di jalur logistik atau pengiriman produk tambang ke pelabuhan.

Selain itu, tingginya curah hujan juga bisa menyebabkan berhentinya pengangkutan atau hauling dari tambang dan bahkan menyebabkan longsor di tambang.

“Gangguan akibat La Niña diproyeksikan terjadi pada November 2024 sampai Februari 2025. Otomatis pengaruhnya kepada produksi tambang akan terjadi pada bulan-bulan tersebut,” ujar Rizal saat dihubungi Bloomberg Technoz.

(dov/wdh)

No more pages