Logo Bloomberg Technoz

Ancaman La Niña: Produksi Batu Bara Tetap Naik, Harga Bisa US$135

Dovana Hasiana
22 September 2024 15:30

A worker holds a sample of coal. Photographer: Waldo Swiegers/Bloomberg
A worker holds a sample of coal. Photographer: Waldo Swiegers/Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta Produksi batu bara Indonesia diramal tetap tumbuh dalam rentang 2% hingga 7% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu di kisaran 780 juta ton hingga 825 juta ton, terlepas dari adanya ancaman fenomena iklim La Niña akhir tahun ini.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan mengatakan produksi batu bara Indonesia kuartal III-2024 pada awalnya diestimasikan masih akan mengikuti tren produksi sebelumnya, di mana volumenya lebih tinggi karena faktor cuaca yang mendukung.

“Namun, data curah hujan kemarin pada Agustus lebih tinggi dari ekspektasi, dan pada September cuaca hujan akan dimulai menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika [BMKG],” ujar Rizkia kepada Bloomberg Technoz, dikutip Minggu (22/9/2024).

Dengan demikian, lanjutnya, produksi batu bara diramal tetap tumbuh pada batas tengah dan bawah dalam kisaran 2% sampai 7% karena faktor cuaca hujan dengan jumlah hari lebih tinggi dibandingkan hujan bulanan sampai dengan akhir tahun. 

Coal falls through a sorting grate at a coal mine. Photographer: Waldo Swiegers/Bloomberg

Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batu bara mencapai 775 juta ton pada 2023 dan berada di atas target yang dibidik sebesar 695 juta ton.