Logo Bloomberg Technoz

Rasio utang terhadap jumlah aset keempat perusahaan itu juga tercatat melebihi angka 75%, yang menggambarkan kinerja negatif dan berpotensi terus menggerus pendapatan.

"Kita lihat dulu krisiskan, bagaimana dulu di tengah kesulitan justru kita kemudian menghadirkan kombinasi dan konsolidasi perbankan di Bank Mandiri misalnya. Nah ini saya rasa juga bisa kita terapkan di BUMN-BUMN yang sekarang sedang kesulitan  dan untuk kemudian memacu balik efisiensinya," ujar dia.

Merger Hutama Karya (HK) dan Waskita (WSKT), Siapa Terbebani?

Adapun, salah satu rencana merger tersebut salah satunya menyasar HK dan WSKT. Nantinya akan menjadi satu holding saja. Tetapi, kedua perusahaan mencatatkan kinerja keuangan yang berbeda.

Sepanjang semester I-2024, HK mencatatkan kinerja keuangan yang positif. Ini tecermin dari torehan laba bersih mencapai Rp396 miliar, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp34 miliar. Namun, WSKT justru masih mencatatkan kerugian sebesar Rp2,15 triliun, atau membengkak 4,18% secara tahunan.

Meski begitu, Fithra justru menilai hal ini menjadi potensi untuk perbaikan ketimpangan dalam kondisi fundamental keuangan perusahaan.

"Nah kalau misalnya satu timpang, takutnya ya, kalau misalnya tidak diselamatkan dalam konteks merger tadi, itu bisa kemudian meruntuhkan kepercayaan investor terhadap sektor ini, BUMN di sektor karya secara umum."

Adapun, rencana merger sejumlah BUMN Karya tersebut akan dilakukan melalui tiga skema penggabungan, yang menyasar tujuh perusahaan konstruksi pelat merah.

Nantinya, ketujuh perusahaan akan di efisiensi menjadi 3 klaster. Klaster pertama, gabungan antara PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero). Entitas baru ini akan fokus pada pembangunan infrastruktur air, rel kereta api, dan proyek-proyek serupa.

Kedua, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Klaster ini akan mengkhususkan diri pada pembangunan jalan tol, jalan non-tol, serta infrastruktur institusional. Terakhir, PTPP dan WIKA, yang akan menitikberatkan pada pembangunan gedung, sektor energi, dan industri.

(ibn/frg)

No more pages