Namun, akuisisi tersebut akan menjadi transaksi terbesar dalam pasar semikonduktor dan berpotensi mengubah industri.
Saham Qualcomm yang berbasis di San Diego turun 2,9%, mencerminkan kekhawatiran investor tentang risiko dari kesepakatan semacam itu.
Intel, yang berbasis di Santa Clara, California, mengumumkan serangkaian perubahan minggu ini yang bertujuan untuk mengembalikan bisnisnya ke jalur yang benar.
Langkah-langkah tersebut termasuk kesepakatan bernilai miliaran dolar dengan Amazon.com Inc untuk membuat semikonduktor AI khusus, serta rencana untuk mengubah bisnis manufaktur Intel yang sedang mengalami penurunan menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki.
Qualcomm adalah desainer prosesor smartphone terbesar di dunia, tetapi perusahaan tersebut sedang berupaya untuk memperluas bisnisnya ke bidang lain. Ini termasuk chip yang menjalankan komputer pribadi, di mana Intel masih menjadi pemain dominan.
Seperti banyak perusahaan di industri ini, Qualcomm tidak memproduksi chipnya sendiri. Qualcomm mengalihdayakan produksi chip ke mitra seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co, yang juga memproduksi chip untuk Nvidia Corp. dan Advanced Micro Devices Inc.
Mengakuisisi Intel berpotensi memberikan Qualcomm akses ke produksi chipnya sendiri di AS, serta memberikannya merek terbesar di pasar PC dan komputer server tradisional.
Namun, masalah Intel tidak akan terselesaikan hanya dengan akuisisi oleh Qualcomm. Calon pembeli ini juga tidak memiliki pengalaman dalam menangani manufaktur atau melakukan riset di balik teknologi produksi mutakhir — area di mana TSMC unggul.
Qualcomm pernah terlibat dalam saga akuisisi yang penuh kontroversi lebih dari enam tahun lalu, ketika Broadcom Inc. mencoba mengakuisisi perusahaan tersebut. Broadcom mundur dari penawaran tersebut setelah Presiden Donald Trump memblokir kesepakatan itu dengan alasan risiko keamanan nasional.
(bbn)