“Saat ibunya, Ibu Sri Mulyani [wafat] saya hadir dalam rapat itu dan pada waktu itu diputuskan bursa ditutup, nah itu pada waktu itu pertemuan malam dan saya juga mengundang beberapa emiten,” cerita Airlangga.
Setelah itu, barulah dirinya mengenal Sri Mulyani sebagai pejabat negara ketika Airlangga terpilih sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Airlangga banyak menceritakan kisah penanganan krisis Covid-19 yang menurutnya Sri Mulyani merupakan salah satu menteri yang paling berjasa dalam menuntaskan permasalahan ketika pandemi tersebut terjadi.
“Jadi perjalanan memang panjang, perjalanan tak terduga dan kita berada dalam perang lawan musuh yang tidak kelihatan. Namun saya bangga karena kita kompak sampai ke G20, sampai dengan hari ini sama-sama menjaga perekonomian Indonesia,” tutup Airlangga.
Sri Mulyani memang menjadi sosok kuat pada posisi bendahara negara sehingga mengampu jabatan tersebut selama 10 tahun pemerintahan Jokowi. Akan tetapi, sejumlah kabar memberikan indikasi dirinya tak akan kembali bergabung pada pemerintahan Prabowo-Gibran. Dia sendiri memiliki catatan tak akur dengan Prabowo karena kerap melakukan penghematan terhadap anggaran Kementerian Pertahanan.
(azr/frg)