Logo Bloomberg Technoz

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Ekspektasi bahwa The Fed belum selesai dengan pemotongan suku bunga membawa harga emas melonjak tahun ini. Sepanjang 2024, harga sang logam mulia sudah meroket sekitar 26%.

“Sepertinya harga emas masih akan bergerak ke atas. Dolar AS melemah, suku bunga bergerak turun, dan ada ketidakpastian geopolitik. Ini semua membuat emas menjadi atraktif bagi investor,” kata Matt Miskin dari John Hancock Investment Management, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Goldman Sachs memperkirakan harga emas bisa naik ke US$ 2.700/troy ons pada awal tahun depan. Sementara Citigroup lebih berani dengan memperkirakan harga emas bisa merangsek ke US$ 3.000/troy ons pada pertengahan 2025.

(aji)

No more pages