Permintaan yang masih tinggi menopang kenaikan harga batu bara. Indonesian Coal Miners Association (ICMA) memperkirakan impor batu bara China dan India akan mencapai puncaknya pada tahun ini.
Sementara Dinh Quang Trung, Deputi General Manager Vinacomin, memperkirakan Vietnam akan mengekspor 66 juta ton batu bara pada tahun ini, Tumbuh 38,07% dibandingkan tahun lalu.
Feng Dongbin, Wakil General Manager Fenwei Digital Information, memperkirakan impor batu bara China tahun ini bisa tumbuh 6,3% dibandingkan 2023.
Analisis Teknikal
Bagaimana perkiraan harga batu bara pekan depan? Apakah mungkin bisa naik lagi atau justru terpangkas?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), batu bara sudah masuk zona bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 51,35.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI batu bara tipis saja di atas 50, sehingga boleh dikatakan netral.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 35,74. Masih berada di area jual (short).
Harga batu bara sudah berada di pivot point US$ 139/ton. Dari sini, sepertinya target resisten di Moving Average (MA) 5 yaitu US$ 142/ton bisa tercapai.
Adapun target support terdekat adalah US$ 136/ton. Jika tertembus, maka US$ 132/ton boleh menjadi target berikutnya.
(aji)