Logo Bloomberg Technoz

Pada Kamis (19/9/2024), Israel melakukan serangan udara besar-besaran ke wilayah Lebanon Selatan yang merupakan isyarat terkini bahwa negara itu memusatkan perhataian pada Hizbullah, dan kekhawatiran mereka kelompok bersenjata ini di wilayah perbatasan.

Namun, setelah konfrontasi itu meningkat kini muncul pertanyaan apakah aksi-aksi ini akan memicu perang terbuka antara Irael dan musuh bebuyutannya itu, misalnya Israel menyerang dengan memasuki wilayah Lebanon.

Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas operasi serangan lewat pager dan walkie-talkie itu.

"Periode 11 bulan terakhir meyakinkan Israel bahwa mereka tidak bisa lagi menghindari hizbullah," kata Matthew Levitt, pengamat kelompok Hesbollah yang sebelumnya memimpim program kontra-terorisme di Washington Institute for Near East Policy.

Pemimpin hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya mendapat "pukulan besar" tapi dia berjanji akan membalas serangan itu dan dia bersikeras kelompoknya akan terus menyerang Israel Utara hingga perang Gaza berakhir.

Dua orang sumber yang mengetahui rencana itu mengatakan serangan pager dan walkie-talkie ini dibuat Israel beberap tahun lalu sebagai aksi yang akan digunakan jika terjadi perang besar dengan hizbullah.

Sumber-sumber ini mengatakan Israel memutuskan untuk melakukan aksi itu karena khawatir rencana itu boco dan niat untuk memukul hizbullah secara tiba-tiba.

Media Israel dan Lebanon menyebut serangan itu menewaskan lebih dari 30 anggota hizbullah dan melukai ratusan lainnya.

Pemerintah Lebanon yang dengan terbuka menuduh Israel berada di balik serangan itu mengatakan setidaknya 47 oran tewas dan lebih dari 2.900 lainnya luka-luka dalam aksi serangan yang terjadi dalam dua gelombang itu.

Operasi Suriah

Israel juga memperluas  serangan ke wilayah lain. Awal bulan ini, negara itu melakukan salah satu operasi paling berisiko ke Suriah sejak tahun 2012 ketika menyerang markas-markas Iran dan hizbullah yang penting untuk pasok senjata kelompok itu.

Media Suriah dan sumber yang mendapat informasi langsung dari lapangan mengatakan bahwa pada 8 September lalu, Israel melancarkan serangkaian serangan udara ke posisi dan markas militer Suriah di bagian barat negara itu.

Sumber ini mengatakan Israel kemudian mengerahkan pasukan khusus di pintu massuk kompleks bawah tanah di pegunungan wilayah itu. Ini adalah kali pertama serangan darat ke Suriah oleh pasukan Israel sejak 2011.

Israel tidak mengakui aksi serangan itu

Sasaran serangan adalah fasilitas bawah tanah tempat pakar militer Iran selama bertahun-tahun membuat rudal dan roket yang dikirim ke hizbullah, di Lebanon.

Militer Israel mengambil sampel dan dokumen dari lokasi itu sebelum meledakkannya.

Keputusan Israel untuk melakukan serangan darat di wilayah yang disebut sebagai basis kuat Presiden Bashar Al-Assad, yang juga tergantung pada Iran dan hizbullah, emnggaris bawahi niat negara itu melemahkan kemampuan hizbullah.

Serangan itu, ditambah pembunuhan sejumlah jenderal Iran di Damaskus pada April dan operasi dengan asaran fasilitas amusnisi dan rudal di Lebanon dan Suriah, mengurangi kemampuan kelomok ini menambah persenjataan mereka.

Menurut kajian Israel, pasok senjata hizbullah sebelum perang meliputi antara lain 50 ribu roket dengan kemampuan jelajah hingga 125 kilometer, ratusan rudal permukaan ke permukaan, dan sekitar 1.000 drones dan rudal anti-tank.

Jumlah anggota kelompok ini mencapai puluhan ribu dan 5.000-6.000 adalah pasukan khusus.

Ali Al-Amin, pengamat Lebanon yang bersaing dengan hizbullah dalam pemilu parlemen 2018, mengatakan serangkaian aksi pembunuhan dalam satu tahun terakhir, dan juga serangan lewat pager dan walkie-talkie- menewaskan setidaknya 460 komandan dan pejuang tingkat menengah.

Al-Amin mengatakan diantara komandan yang tewas adalah Fuad Shukr, penasehat senior Nasrallah, dan sejumlah komandan "yang memiliki kemampuan tempur andal" yang akan sulit untuk digantikan.

Banyak pihak di Israel kini berdebat bahwa ini adalah kesempatan ideal untuk menghancurkan rudal-rudal hizbullah.

"hizbullah saat ini dalam kondisi terburuk sejak Perang Lebanon Kedua 2006 berakhir," tulis Ehud Yaari, pengamat politik Israel, di situs Channel 12. "Kita tidak boleh membiarkan mereka bangkit kembali dari kondisi hancur ini."

Namun, Al-Amin memperingatkan bahwa meski citra "tidak terlihat" hizbullah sudah hancur, operasi militer lebih luas akan menguntungkan mereka seperti yang terjadi dalam aksi serangan Israel ke Lebanon sebelumnya.

"Setiap aksi militer ke wilayah Lebanon berarti memindahkan medan tempur ke tempat lain dan menciptakan musuh baru Israel," ujarnya.

(bbg)

(bbn)

No more pages