Logo Bloomberg Technoz

Sejumlah saham menjadi pemberat laju indeks pada perdagangan Sesi II. Saham-saham infrastruktur, saham barang baku, dan saham properti mencatatkan koreksi paling dalam, dengan masing-masing minus 3,26%, 2,11% dan 1,55%.

Melemahnya IHSG juga merupakan efek secara langsung dari dropnya sejumlah saham Big Caps, yang jadi perhatian, bobot saham BREN Prajogo Pangestu yang menekan 83,42 poin yang mempengaruhi pergerakan IHSG mencapai 51,38%.

Saham BREN ambles dan ditutup di zona Auto Reject Bawah (ARB). Ini merupakan ARB usai merespons batalnya saham emiten Prajogo Pangestu masuk Indeks FTSE.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham BREN langsung anjlok 2.200 poin atau setara dengan ambles 19,95% sejak pembukaan perdagangan pagi tadi, Jumat (20/9/2024).

Penutupan Saham BREN pada Jumat 20 September (Bloomberg)

Dengan turbulensi yang terjadi amat hebat itu, saham BREN menjadi laggard terbesar IHSG dengan mengurangi lebih dari 83 poin. Hingga menjadi pemberat laju IHSG sampai dengan meninggalkan zona 7.900 dan menjauhi 8.000.

Berikut 10 laggard IHSG berdasarkan data Bloomberg.

  1. Barito Renewables Energy (BREN) mengurangi 83,42 poin
  2. Chandra Asri Pacific (TPIA) mengurangi 34,99 poin
  3. Bank Mandiri (BMRI) mengurangi 8,91 poin
  4. Barito Pacific (BRPT) mengurangi 8,24 poin
  5. Bank Central Asia (BBCA) mengurangi 8,16 poin
  6. Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) mengurangi 6,52 poin
  7. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengurangi 3,61 poin
  8. Amman Mineral Internasional (AMMN) mengurangi 3,02 poin
  9. Bank Negara Indonesia (BBNI) mengurangi 2,67 poin
  10. Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) mengurangi 2,44 poin

Adapun saham-saham infrastruktur juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) drop 10% ke posisi Rp27/saham, saham PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) juga melemah dengan ambles 9,76% ke posisi Rp5.550/saham, dan PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) drop 9,65% ke posisi Rp2.060/saham.

Disusul oleh saham konsumen primer, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang anjlok 10% ke Rp670/saham, saham PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) drop 6,81% ke posisi Rp96/saham, dan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang ambles 2,52% ke Rp15.500/saham.

Terdepak dari FTSE

Anjloknya saham BREN akibat tersengat kabar batalnya saham BREN masuk Indeks FTSE, di kategori large cap.

Berdasarkan pengumuman hasil kajian dan riset FTSE, Jumat, pemegang saham BREN terkonsentrasi pada pengendali dan asosiasinya dengan penguasaan saham hingga 97% dari total saham yang beredar dan diterbitkan.

“Pemberitahuan ini sesuai dengan Bagian 5 dari pedoman pembatasan saham Free Float yang berkaitan dengan konsentrasi pemegang saham yang tinggi dan sesuai dengan kebijakan dan pedoman perhitungan ulang FTSE Russells,” tulis pengumuman tersebut.

Penghapusan tersebut akan efektif pada perdagangan Rabu pekan depan, tertanggal 25 September 2024. 

Padahal, BREN sebelumnya menjadi kandidat penghuni kelompok saham-saham berkapitalisasi besar (large cap) di FTSE Russells bersama dengan saham bank pelat merah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), yang akan berlaku efektif pada 23 September 2024.

(fad/wep)

No more pages