Logo Bloomberg Technoz

Kementerian ESDM sebelumnya melaporkan terdapat kondisi oversupply listrik di Jawa-Bali sebesar 4 gigawatt (GW).

Saat itu, Jisman mengatakan Kementerian ESDM memutuskan untuk mengundur sejumlah rencana commercial operation date (COD) pembangkit untuk mengurangi beban take or pay (ToP) yang harus ditanggung oleh PLN.

“Jawa—Bali itu kan overcapacity masih ada 4 gigawatt, jadi beberapa pembangkit pada dua sampai tiga tahun diupayakan agak mundur COD nya supaya tidak bertumpuk ToP,” ujar Jisman saat konferensi pers awal tahun ini.

Jisman mengatakan, oversupply terjadi akibat asumsi pertumbuhan ekonomi pada rentang 7-8% dalam megaproyek 35.000 megawatt (MW) yang tidak tercapai imbas pandemi Covid-19.

“Sekarang pertumbuhan listrik di angka 5-6%, jadi overcapacity ini bisa teratasi pada 2-3 tahun ke depan,” ujarnya.

Sementara, pada 2023 realisasi konsumsi listrik rata-rata setiap orang di Indonesia mencapai 1.285kWh/kapita. Angka ini meningkat dari 1.173 kWh/kapita pada 2022.

PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Kalangan ekonom menyoroti isu PLTU Jawa 9 dan 10 yang berada di kawasan Suralaya, Cilegon, Banten yang bakal beroperasi pada saat Jawa masih mengalami oversupply listrik.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan operasional 2 PLTU itu nantinya justru berpotensi menjadi beban baru bagi pembayaran subsidi dan dana kompensasi yang diberikan kepada PT PLN (Persero).

“Kenapa harus buat PLTU baru atau beroperasi PLTU baru di saat Jawa masih menghadapi oversupply listrik? Jadi artinya ini merupakan proyek yang mubazir di tengah oversupply listrik. Kalau mau, dipensiunkan dulu PLTU batu bara, digantikan dengan energi terbarukan,” ujar Bhima kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (19/9/2024).

Kementerian ESDM sebelumnya mengungkapkan progres dari PLTU Jawa 9 dan 10 yang berada di kawasan Suralaya, Cilegon, Banten, saat ini mencapai 99,14% dan dalam persiapan commissioning.

“PLTU Jawa 9 dan 10 [dengan kapasitas] 2x1.000 megawatt [MW] merupakan Proyek Strategis Nasional [PSN] yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik [RUPTL] PT PLN [Persero] 2021—2030 dengan target commercial operation date [COD] pada 2024 dan 2025,” ujar Jisman kepada Bloomberg Technoz, dikutip Jumat (13/9/2024).

Jisman mengatakan PLTU Jawa 9 dan 10 menggunakan teknologi ultra super critical (USC) buatan Korea Selatan sehingga diklaim lebih efisien dan rendah emisi karbon.

Selain itu, PLTU Jawa 9 dan 10 juga menggunakan teknologi flue gas desulfurization (FGD) untuk menurunkan emisi sulfur oksida (SOx), penggunaan electric static precipitator untuk menurunkan emisi partikulat dan penggunaan selective catalytic reduction untuk menurunkan emisi nitrogen oksida (NOx).

Dilansir melalui situs resmi PT PLN (Persero), perseroan bersiap menerapkan pemanfaatan 60% amonia hijau sebagai bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Jawa 9 dan 10 yang berada di Suralaya, Cilegon, Banten.

(dov/roy)

No more pages