Logo Bloomberg Technoz

Berikut 10 saham laggard berdasarkan data Bloomberg per Jumat (20/9/2024).

  1. BREN mengurangi 83,43 poin
  2. TPIA mengurangi 20,26 poin
  3. BRPT mengurangi 6,34 poin
  4. CUAN mengurangi 5,20 poin
  5. BBCA mengurangi 3,27 poin
  6. GOTO mengurangi 2,28 poin
  7. ASII mengurangi 2,20 poin
  8. AMMN mengurangi 1,51 poin
  9. MSIN mengurangi 1,05 poin
  10. BBNI mengurangi 0,89 poin

Bandingkan dengan penggerak atau mover IHSG perdagangan kemarin, Kamis (19/8/2024).

  1. BBCA menambah 17,88 poin
  2. BREN menambah 11,32 poin
  3. BBRI menambah 7,17 poin
  4. TPIA menambah 5,50 poin
  5. GOTO menambah 4,54 poin
  6. BBNI menambah 4,43 poin
  7. BUMI menambah 3,80 poin
  8. BRPT menambah 3,47 poin
  9. PANI menambah 3,45 poin
  10. TOWR menambah 2,83 poin

Kemarin, IHSG menutup perdagangan di zona hijau dengan kenaikan 76,25 poin, atau menguat 0,97% menuju posisi tertinggi sepanjang sejarah ATH di 7.905,39.

Market Cap Nyaris Rp400 T Menguap

Imbas penurunan harga saham, kapitalisasi pasar atau market cap emiten Prajogo Pangestu menguap. Nilainya bahkan mencapai kisaran Rp400 triliun dalam hitungan menit.

Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), misalnya, yang pada pembukaan perdagangan pagi ini langsung ambles 19,95%, yang membuat nilai kapitalisasi pasarnya menjadi Rp1.180,66 triliun.

Sementara itu, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) juga mengakumulasi penurunan 8,27%, sekaligus juga membuat market cap menyusut menjadi Rp12,03 triliun. 

Saham PT Chandra Asia Pasifik Tbk (TPIA) juga susut 5,83%, dengaa nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp733,1 triliun.

Kemudian, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga tercatat mengalami penurunan sebesar 7,95%. Nilai kapitalisasi pasarnya juga menyusut menjadi Rp103,5 triliun. Ada juga saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang turun 14,41%, dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp84,88 triliun.

Secara total, penurunan saham Prajogo Pangestu membuat market cap -nya turun nyaris Rp400 triliun, tepatnya Rp395 triliun.

Sentimen FTSE

Anjloknya saham BREN akibat tersengat kabar didepaknya saham ini dari batalnya saham BREN masuk Indeks FTSE, terutama kategori large cap.

Berdasarkan pengumuman hasil kajian FTSE, Jumat (20/9/2024), pemegang saham BREN terkonsentrasi pada pengendali dan asosianya dengan penguasaan saham hingga 97% dari total saham yang diterbitkan.

"Pemberitahuan ini sesuai dengan Bagian 5 dari pedoman pembatasan Free Float yang berkaitan dengan konsentrasi pemegang saham yang tinggi dan sesuai dengan kebijakan dan pedoman perhitungan ulang FTSE Russells," tulis pengumuman tersebut.

Penghapusan tersebut akan berlaku efektif pada perdagangan Rabu pekan depan, (25/9/2024). 

Padahal, BREN sebelumnya menjadi penghuni kelompok saham berkapitalisasi besar (large cap) di FTSE Russells bersama dengan perbankan pelat merah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), yang akan berlaku efektif pada 23 September 2024.

(ibn/dhf)

No more pages