Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal mendekati level 8.000. Indeks anjlok dan diberatkan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Pagi ini, IHSG langsung dibuka melemah 159,29 poin atau setara 2,02% ke level 7.746, Kamis (20/9/2024). Padahal, indeks kemarin ditutup nyaris naik 1% ke level 7.905,39.

Saham BREN berkontribusi paling besar terhadap penurunan IHSG. BREN melemah 2.200 poin atau setara 19,95% ke level Rp 8.825/saham.

Level tersebut menempatkan saham BREN pada posisi auto reject bawah (ARB). Penurunan hingga ARB ini mengurangi bobot indeks hingga 83,42 poin, tertinggi dibanding saham pemberat atau laggard IHSG lainnya.

Berikut 10 saham laggard terbesar berdasarkan data Bloomberg, Jumat (20/9/2024).

  1. Barito Renewables Energy (BREN) menekan 83,42 poin
  2. Chandra Asri Pacific (TPIA) menekan 15,65 poin
  3. Barito Pacific (BRPT) menekan 5,39 poin
  4. Bank Central Asia (BBCA) menekan 4,9 poin
  5. GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menekan 4,56 poin
  6. Amman Mineral Internasional (AMMN) menekan 4,53 poin
  7. Bank Mandiri (BMRI) menekan 4,45 poin
  8. Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) menekan 4,28 poin
  9. Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) menekan 2,44 poin
  10. Astra International (ASII) menekan 2,21 poin

Terdepak dari FTSE

Anjloknya saham BREN akibat tersengat kabar didepaknya saham ini dari batalnya saham BREN masuk Indeks FTSE, terutama kategori large cap.

Berdasarkan pengumuman hasil kajian FTSE, Jumat (20/9/2024), pemegang saham BREN terkonsentrasi pada pengendali dan asosianya dengan penguasaan saham hingga 97% dari total saham yang diterbitkan.

"Pemberitahuan ini sesuai dengan Bagian 5 dari pedoman pembatasan Free Float yang berkaitan dengan konsentrasi pemegang saham yang tinggi dan sesuai dengan kebijakan dan pedoman perhitungan ulang FTSE Russells," tulis pengumuman tersebut.

Penghapusan tersebut akan berlaku efektif pada perdagangan Rabu pekan depan, (25/9/2024). 

Padahal, BREN sebelumnya menjadi penghuni kelompok saham berkapitalisasi besar (large cap) di FTSE Russells bersama dengan perbankan pelat merah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), yang akan berlaku efektif pada 23 September 2024.

(ibn/dhf)

No more pages