Pelaku pasar global terlihat sudah selesai mencerna pesan penting dari keputusan historis Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat, yang memangkas bunga 50 bps pada Kamis kemarin. Yakni, bahwa pemangkasan itu menjadi langkah preventif mencegah pelemahan lebih tajam di pasar tenaga kerja AS, dengan tetap memastikan tekanan harga dikerek turun mendekati target.
Data pasar tenaga kerja terbaru yang dirilis tadi malam memperkuat pesan The Fed di mana klaim awal tunjangan pengangguran di AS turun menjadi 219.000 pada periode terakhir.
Klaim lanjutan, proksi untuk jumlah orang yang menerima tunjangan pengangguran, juga turun pada minggu sebelumnya, ke level terendah dalam tiga bulan terakhir. Rata-rata pergerakan empat minggu, sebuah metrik yang membantu meredam volatilitas pada data, turun menjadi 227.500 klaim, terendah sejak Juni.
Hasil survei terakhir yang dilansir oleh Bloomberg, MLIV Pulse, menunjukkan, 75% memprediksi perekonomian AS akan softlanding.
Pagi ini, penguatan rupiah yang makin meyakinkan berlangsung ketika para investor masih melanjutkan aksi beli di pasar surat utang. INDOGB-2Y, surat utang RI berdenominasi rupiah tenor dua tahun, mencatat penurunan yield 3,6 bps ke 6,20%.
Sementara tenor 5Y juga turun ke 6,24%. Bahkan tenor panjang 10Y yield-nya anjlok hingga 8,3 bps ke level 6,43%, ditunjukkan oleh data Bloomberg.
Sementara di pasar saham terlihat ada aksi ambil untung di mana IHSG dibuka turun cukup dalam hingga 2% pagi ini, terlempar lagi ke kisaran 7.751.
(rui)