Klaim lanjutan, proksi untuk jumlah orang yang menerima tunjangan pengangguran, juga turun pada minggu sebelumnya, ke level terendah dalam tiga bulan terakhir. Rata-rata pergerakan empat minggu, sebuah metrik yang membantu meredam volatilitas pada data, turun menjadi 227.500 klaim, terendah sejak Juni.
Hasil survei terakhir yang dilansir oleh Bloomberg, MLIV Pulse, menunjukkan, 75% memperkirakan perekonomian AS mampu mencetak softlanding.
Wall Street pun 'berpesta' dengan kecemasan akan potensi resesi makin mengecil. Indeks saham menguat tajam dipimpin oleh Nasdaq yang ditutup naik 2,51%, sedang DJIA 1,26% dan S%P 500 melompat 1,7%.
Aksi beli di pasar surat utang juga marak di pagi ini ketika pasar Asia Pasifik mulai aktif, tenor pendek terkikis 4,1 bps ke 3,57%. Begitu juga tenor 3Y dan 5Y yang turun 2,2 bps dan 0,4 bps. Adapun UST-10Y, berdasarkan data Bloomberg, masih bergerak naik tipis 0,7 bps ke 3,71%.
Pada pembukaan pasar Asia hari ini, pergerakan mata uang masih bervariasi tapi mayoritas masih menguat terhadap dolar AS.
Ringgit melemah 0,27%, ditemani dolar Singapura yang melemah 0,04%. Selain itu, mata uang Asia cenderung menguat. Yuan offshore juga menguat tipis 0,02%. Sementara baht naik tipis 0,02%.
Won Korea menguat 0,05%, dolar Hong Kong 0,08%, serta dong Vietnam bergerak naik sedikit.
Langkah BoJ
Hari ini, perhatian pasar akan tertuju pada Bank of Japan, bank sentral Jepang, yang akan mengumumkan kebijakan suku bunga di mana mayoritas pelaku pasar memperkirakan Kazuo Ueda dan kolega akan menahan bunga acuan di 0,25%. Kenaikan suku bunga pinjaman Jepang diprediksi baru akan terjadi pada Desember nanti.
Sebagai 'menu pembuka', pada awal pembukaan pasar, otoritas Jepang merilis data inflasi Agustus yang mencatat kenaikan empat bulan beruntun. Inflasi di luar harga makanan segar naik 2,8% year-on-year, meningkat dari 2,7% pada bulan sebelumnya. Angka itu masih sesuai ekspektasi pasar.
"Data inflasi pasti akan memicu diskusi Dewan Gubernur BoJ tentang jalur kebijakan bunga acuan. Skenario dasar kami, BoJ akan menaikkan bunga acuan jadi 0,5% pada Oktober," kata Taro Kimura, Ekonom Bloomberg Economics.
Nilai yen terpantau melemah ke 142,69 per dolar AS, pasca rilis data inflasi tersebut. Sedangkan gerak saham masih melanjutkan kenaikan di mana Nikkei 225 dibuka menguat 1,73%, Topix naik 1,3% pagi ini.
Pasar juga menanti keputusan tingkat loan prime rate China yang mungkin memberi sinyal langkah lanjutan otoritas setempat dalam membantu pemulihan ekonomi terbesar kedua itu.
Arus modal asing
Rupiah mencetak penguatan terbesar di Asia dalam perdagangan kemarin di mana nilainya terhadap dolar AS ditutup menguat ke level Rp15.238/US$, level terkuat sejak Agustus tahun lalu.
Penguatan rupiah didukung oleh aksi beli yang marak berlangsung di pasar saham dan surat utang domestik. Indeks saham ditutup memecah rekor tertinggi baru di 7.905,39. Sementara pembelian surat utang negara berlangsung ramai di semua tenor.
Kurva imbal hasil surat utang RI tenor pendek pada penutupan transaksi kemarin turun tajam di mana tenor 1Y turun hingga 5,2 bps dan 2Y turun 8,7 bps. Sedangkan tenor 5Y turun 8,7 bps dan 10Y turun 2 bps, berdasarkan data Bloomberg.
Aksi beli aset-aset keuangan pasar domestik diperkirakan masih akan berlanjut dimotori oleh dana global yang telah mencetak nilai belanja besar dalam dua bulan terakhir.
Bank Indonesia diperkirakan masih memiliki peluang memangkas lagi bunga acuan pada Oktober, bila tren capital inflows berlanjut dan membawa rupiah menguat di bawah Rp15.000/US$.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatan dengan target resistance potensial terdekat menuju Rp15.200/US$ sampai ke Rp15.180/US$.
Level resistance selanjutnya menarik dicermati di Rp15.150/US$, yang makin mendekati resistance psikologis potensial.
Dalam jangka menengah, rupiah terkonfirmasi membentuk tren Higher High, dengan keberhasilan breakout seluruh resistance, tercermin dari time frame daily, dengan potensi menuju Rp15.100/US$..
Nilai rupiah terkonfirmasi memiliki support di Rp15.250/US$ sebelumnya, sementara kisaran support rupiah di antara Rp15.300 sampai dengan Rp15.340/US$.
(rui)