“Kemitraan dengan Boeing menjadi bagian dari upaya InJourney Airports untuk selalu menjadi world-class airport operator yang menghubungkan traveler dengan hospitality khas Indonesia, melalui infrastruktur bandara (premises), operasional bandara berlandaskan ekosistem (process) dan kompetensi sumber daya manusia sesuai standar global (people).
Faik Fahmi menambahkan MoU ini akan semakin mempererat kesepahaman InJourney Airports dan Boeing tentang pentingnya sisi udara (airside) di bandara.”
“Infrastruktur dan kesiapan airside di bandara sangat penting bagi InJourney Airports dan Boeing, di mana untuk memastikan ini dibutuhkan kerja sama kolaborasi yang erat. Kami sangat menantikan untuk bisa bekerja bersama Boeing,” ujar Faik Fahmi.
Lebih lanjut, melalui MoU yang ditandatangani ini, InJourney Airports dan Boeing akan membahas terkait rencana operasional pesawat saat berada di bandara khususnya pesawat berbadan lebar (wide body) Boeing 777 dan Boeing 787-9, mencakup antara lain asesmen runway, manuver pesawat saat di darat dan studi perencanaan gate keberangkatan dan kedatangan penumpang pesawat saat di bandara.
Saat ini bandara InJourney Airports yang melayani penerbangan Boeing 777 antara lain Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Kualanamu (Deli Serdang), Bandara Juanda (Surabaya) dan Bandara I Gusti Ngurah Rai (Bali).
Pesawat wide body dapat mengakomodir lebih banyak penumpang dalam satu penerbangan, sehingga slot time penerbangan (ketersediaan waktu take off dan landing) di bandara dapat lebih optimal. Sebagai perbandingan, Boeing 777 berkapasitas hingga 400 kursi penumpang sedangkan pesawat berbadan sedang (narrow body) seperti Boeing 737 memiliki kapasitas jauh lebih sedikit yakni 160-200 kursi penumpang.
Di samping terkait operasional pesawat, InJourney Airports dan Boeing juga membahas mengenai pelatihan personel bandara untuk meningkatkan kapabilitas SDM di bandara-bandara.
Managing Director of Boeing Indonesia Zaid Alami mengatakan, “Kami berkomitmen mendukung industri aviasi Indonesia dan ingin berkolaborasi dengan InJourney Airports dalam mencari solusi dalam memperluas operasional dan kapabilitas bandara dengan aman.”
Zaid Alami menambahkan bahwa Boeing memiliki hubungan panjang dengan Indoonesia, lebih dari 75 tahun. Adapun Boeing telah hadir di Indonesia sejak 1949 ketika Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat Douglas DC-3. Saat ini, kehadiran Boeing di Indonesia dapat ditemui pada sektor penerbangan komersial, pertahanan dan satelit komersial.
InJourney Airports dan Boeing Company berharap MoU yang ditandatangani ini menjadi awal dari kerja sama kedua pihak untuk secara berkelanjutan membawa sektor aviasi Indonesia untuk terus tumbuh.
(tim)