Logo Bloomberg Technoz

Saham-saham Eropa telah bangkit kembali 7% sejak aksi jual di Agustus, ketika kekhawatiran resesi AS mengguncang pasar. Namun, tanda-tanda perlambatan ekonomi di seluruh benua ini memicu kekhawatiran bahwa Bank Sentral Eropa mungkin akan terlambat dalam siklus pelonggaran moneternya.

"Selalu ada risiko kesalahan kebijakan, namun kita baru akan mengetahuinya nanti," kata Raphael Thuin, kepala strategi pasar modal di Tikehau Capital. "Secara keseluruhan, latar belakang positif yang telah mengangkat saham-saham Eropa kembali ke rekor tertinggi mereka masih ada."

Indikator makro ekonomi di Eropa telah menurun. (Dok: Bloomberg)

Keuntungan Eropa muncul ketika saham-saham berjangka AS menunjukkan reli yang kuat di Wall Street. Ekspektasi telah berkembang bahwa The Fed akan dapat memandu ekonomi AS menuju soft landing, meskipun Gubernur The Fed Jerome Powell memperingatkan agar tidak berasumsi bahwa penurunan suku bunga yang besar akan terus berlanjut.

Steven Bell, kepala ekonom EMEA di Columbia Threadneedle, mengatakan bahwa suku bunga yang lebih rendah merupakan hal yang positif baik untuk ekonomi maupun industri keuangan.

"Kami tidak dapat melihat katalis yang akan menyebabkan penurunan, jadi untuk saat ini kami menikmati perjalanan ini," katanya.

Ujian berikutnya adalah keputusan kebijakan Bank of England (BOE) pada Kamis (19/9/2024). Bank sentral ini diperkirakan akan mempertahankan suku bunga. Indeks FTSE 100 dan FTSE 250 Inggris naik lebih dari 0,8%.

(bbn)

No more pages