Logo Bloomberg Technoz

Aset-aset Asia sebagian besar menyambut baik keputusan The Fed sejak awal perdagangan Kamis (19/9/2024).

Indeks MSCI dari saham-saham regional naik sebanyak 1,3%, sementara indeks Topix Jepang melonjak lebih dari 2%, keduanya mengungguli reaksi saham-saham AS yang tidak terlalu bergejolak pada Rabu (18/9/2024). 

Mata uang Asia bervariasi, meskipun semua mata uang kecuali Hong Kong telah menguat selama sebulan terakhir. Yen melemah karena para pedagang menunggu keputusan Bank of Japan (BOJ) pada Jumat (20/9/2024). Sebagian besar obligasi regional bervariasi meskipun Treasury turun.

Pemangkasan suku bunga pertama The Fed dalam lebih dari empat tahun terakhir disertai dengan proyeksi triwulanan baru yang mengindikasikan pelonggaran sebesar 50 basis poin diperkirakan akan terjadi dalam dua pertemuan yang tersisa di tahun ini.

Meskipun Gubernur Jerome Powell memperingatkan agar tidak berasumsi bahwa akan ada langkah besar lebih lanjut, hasilnya berarti bank-bank sentral Asia memiliki kepercayaan diri yang lebih besar untuk melakukan pelonggaran tanpa mengkhawatirkan tekanan mata uang.

Langkah The Fed untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya soft landing dengan menurunkan suku bunga "dapat meningkatkan risk appetite, mendorong aliran modal masuk ke pasar negara berkembang karena investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi," kata Manish Bhargava, kepala eksekutif di Straits Investment Management di Singapura.

Pertumbuhan laba korporasi di Asia telah melampaui negara-negara lain di dunia. Perkiraan pendapatan 12 bulan ke depan untuk MSCI EM Asia Index telah meningkat 10% tahun ini, dibandingkan dengan 8% untuk MSCI World Index, menurut data yang dikumpulkan Bloomberg.

Data aset Asia. (Dok: Bloomberg)

Eastspring Investments termasuk di antara mereka yang mengatakan bahwa aset-aset Asia akan mendapatkan keuntungan lebih banyak dibandingkan dengan aset-aset di kawasan lain dari pivot The Fed. 

Penurunan suku bunga AS yang diikuti dengan pelemahan dolar biasanya positif untuk pasar Asia dan pasar-pasar negara berkembang, di mana pendapatan tumbuh dengan laju yang lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara maju, menurut catatan penelitian dari manajer investasi yang merupakan unit dari Prudential Plc.

"Dibandingkan dengan ekuitas AS, ekuitas Asia dan pasar negara berkembang memiliki nilai yang menarik dan menawarkan diversifikasi terhadap AS."

Lonjakan saham-saham Jepang pada Kamis didorong oleh penurunan suku bunga the Fed dan juga pelemahan yen. Bagi Jepang, ini mungkin merupakan hasil yang ideal karena "penurunan suku bunga yang besar diumumkan di AS seperti yang diharapkan oleh pasar, tapi yen belum terapresiasi," ujar Rina Oshimo, pakar strategi di Okasan Securities Co di Tokyo.

"Karena pertemuan BOJ diperkirakan tidak akan berubah, perhatian kemungkinan akan terfokus pada pernyataan Gubernur BOJ Ueda selanjutnya," setelah keputusan kebijakan hari Jumat.

Para pembuat kebijakan di sejumlah negara Asia telah mulai menurunkan suku bunga untuk mengantisipasi the Fed. Bank Sentral Filipina menurunkan suku bunga acuan mereka di Agustus, sementara Bank Indonesia mengejutkan para investor dengan menurunkannya di Rabu.

"Kesenjangan suku bunga yang menyempit dan arus modal yang stabil memberikan latar belakang yang lebih nyaman untuk para pembuat kebijakan dan para investor di Asia," ujar Homin Lee, pakar strategi makro di Lombard Odier di Singapura. "Keputusan the Fed menandai dimulainya siklus pelonggaran yang berarti dalam 12 sampai 18 bulan ke depan," katanya.

(bbn)

No more pages