Logo Bloomberg Technoz

Pada serangan terbarunya, Bjorka mengklaim berhasil meretas data pribadi dari 6 juta wajib pajak di Indonesia, termasuk tokoh-tokoh publik seperti Presiden Joko Widodo dan putranya, Gibran Rakabuming Raka. Data yang diklaim bocor oleh Bjorka meliputi informasi sensitif seperti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), pendapatan, hingga catatan keuangan pribadi.

Klaim Bjorka ini tentu saja mengejutkan banyak pihak, mengingat wajib pajak di Indonesia terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat umum hingga pejabat tinggi negara. Jika benar, kebocoran data ini dapat menimbulkan risiko keamanan yang serius, terutama terkait dengan penyalahgunaan informasi pribadi.

Fakta-fakta Bjorka

Berikut sejumlah fakta mengenai hacker Bjorka yang dirangkum Bloomberg Technoz dari berbagai sumber, Kamis (19/09/2024):

1. Diduga Berasal dari Polandia

Salah satu hal yang menimbulkan banyak spekulasi adalah asal-usul Bjorka. Berdasarkan akun Twitter dengan username @bjorkanism8_, Bjorka mengklaim bahwa dirinya berada di Warsawa, Polandia. Namun, klaim ini belum dapat dipastikan kebenarannya. Beberapa pihak percaya bahwa informasi ini bisa jadi merupakan upaya pengalihan agar identitas asli Bjorka tetap misterius.

Bjorka terus berusaha menjaga anonimitasnya, meski namanya sudah mencuat ke permukaan melalui aksi peretasan besar yang melibatkan data sensitif milik warga dan pejabat penting Indonesia.

2. Meretas Data Penting, Termasuk Data SIM Card

Salah satu aksi peretasan yang paling menggemparkan adalah klaim Bjorka berhasil mendapatkan 1,3 miliar data SIM card yang mencakup informasi sensitif seperti nama lengkap, NIK, dan nomor telepon. Data ini sangat berharga karena dapat disalahgunakan untuk berbagai kejahatan siber.

Tidak hanya itu, Bjorka juga mengincar sejumlah pejabat tinggi, termasuk mantan Menkominfo Johnny G. Plate, serta mengkritik kinerja pejabat seperti Mahfud MD, Puan Maharani, dan Luhut Pandjaitan. Bjorka bahkan mengklaim telah meretas 26 juta riwayat browsing pengguna IndiHome, yang semakin memperburuk situasi terkait privasi data di Indonesia.

3. Menjual Data di Situs Breached.to

Hacker Bjorka aktif di forum BreachForums, sebuah platform yang terkenal sebagai tempat jual-beli data hasil peretasan. Berdasarkan penelusuran, Bjorka baru bergabung dengan forum tersebut pada 9 Agustus 2022, dan hanya aktif selama beberapa hari sebelum menyebarkan sejumlah data.

Di forum ini, Bjorka membagikan sampel data yang ia klaim asli untuk membuktikan keaslian data yang dijual. Harga yang dipatok untuk data-data tersebut cukup tinggi, mencapai ratusan juta rupiah. Salah satu klaim besar lainnya adalah penjualan 105 juta data pribadi warga Indonesia, yang berisi informasi seperti nama, NIK, jenis kelamin, dan tanggal lahir. Data tersebut diduga berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

4. Mengungkap Dalang Pembunuhan Munir

Dalam salah satu aksinya yang kontroversial, Bjorka juga mengklaim telah mengungkap dalang di balik pembunuhan aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib. Melalui akun Telegram-nya, Bjorka mengunggah artikel yang menuding bahwa Muchdi Purwopranjono, mantan pejabat militer dan Ketua Umum Partai Berkarya, sebagai pelaku utama di balik kematian Munir.

Klaim ini memicu reaksi beragam dari masyarakat dan pemerintah, karena kasus kematian Munir telah menjadi salah satu misteri besar dalam sejarah Indonesia yang belum sepenuhnya terungkap.

5. Meretas Surat Rahasia BIN

Aksi Bjorka tidak berhenti di situ. Ia juga mengklaim telah meretas 679.180 data yang terdiri dari surat rahasia milik Badan Intelijen Negara (BIN) yang ditujukan untuk Presiden Jokowi. Surat-surat ini berisi informasi penting, seperti nama, nomor surat, tanggal, hingga isi surat tersebut.

Meski Bjorka tidak mempublikasikan seluruh isi dokumen secara gamblang, ia memberikan sampel sebagai bukti bahwa data tersebut asli. Ini semakin meningkatkan kekhawatiran tentang tingkat keamanan data pemerintah di Indonesia.

6. Netizen Menyebutnya Pahlawan

Meskipun telah melakukan aksi peretasan yang melibatkan data penting, Bjorka justru mendapatkan dukungan dari sejumlah warganet. Banyak yang menganggapnya sebagai pahlawan, karena aksi peretasannya dianggap sebagai bentuk kritik terhadap lemahnya sistem keamanan siber pemerintah Indonesia.

Dukungan ini mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap kondisi keamanan data di Indonesia, di mana kebocoran data pribadi sering kali terjadi tanpa tindakan yang memadai dari pihak berwenang.

7. Saling Serang dengan Menkominfo

Hacker Bjorka juga terlibat dalam saling serang dengan Menkominfo Johnny G. Plate. Dalam salah satu aksinya, Bjorka mengucapkan selamat ulang tahun kepada Johnny G. Plate dengan pesan sindiran “Happy birthday johnny johnny yes papa”, yang diposting di forum breached.to. Selain itu, Bjorka juga menuliskan pesan pedas “Stop Being Idiot”, yang menjadi tanggapan atas pernyataan Johnny G. Plate yang meminta agar Bjorka berhenti melakukan serangan.

Interaksi ini semakin memanaskan suasana, dengan banyak pihak yang mengkritik respons pemerintah terhadap aksi Bjorka yang dianggap belum efektif.

8. Sempat Dianggap Sebagai Pengalihan Isu

Saat kasus peretasan Bjorka mencuat, banyak pihak yang mencurigai bahwa hal ini mungkin digunakan sebagai pengalihan isu dari kasus besar lainnya. Namun, Bjorka menegaskan bahwa aksinya bukanlah pengalihan isu, melainkan memiliki tujuan mulia untuk memperbaiki sistem IT di Indonesia.

Bjorka mengungkapkan bahwa ia terinspirasi oleh seorang sahabatnya yang memiliki cita-cita besar untuk memajukan Indonesia di bidang teknologi, namun tidak pernah tercapai. Melalui aksinya, Bjorka ingin melanjutkan impian sahabatnya tersebut dengan harapan dapat mendorong perbaikan sistem keamanan siber di Indonesia.

9. BIN Sudah Mengantongi Identitas Bjorka

Pejabat negara, termasuk Mahfud MD, mengklaim bahwa BIN dan tim khusus yang dibentuk pemerintah telah berhasil mengidentifikasi sosok di balik hacker Bjorka. Meskipun demikian, detail lebih lanjut mengenai identitas Bjorka belum dipublikasikan, dan proses investigasi masih terus berjalan.

Dalam pernyataannya, Mahfud MD menegaskan bahwa tim khusus memiliki alat yang memadai untuk melacak dan menangkap Bjorka, meskipun hingga saat ini Bjorka masih belum tertangkap.

Peretasan yang dilakukan oleh hacker Bjorka telah mengguncang Indonesia, menyoroti kelemahan serius dalam sistem keamanan siber di negara ini.

Dari klaim meretas data SIM card hingga surat rahasia BIN, aksi Bjorka telah membuat banyak pihak khawatir tentang privasi dan keamanan data.

Meskipun tindakannya dianggap ilegal, sebagian masyarakat menganggap Bjorka sebagai pahlawan yang berani mengungkapkan kelemahan sistem pemerintah. Dengan semakin canggihnya teknologi, tantangan keamanan siber di Indonesia akan terus meningkat, dan pemerintah perlu melakukan upaya serius untuk memperkuat pertahanan di dunia maya.

(red)

No more pages