Sejumlah langkah yang ditempuh yakni memaksimalkan pemantauan melalui Chief Information Security Officer (CISO) Office Group, yang berfokus pada keamanan siber internal.

"Secara day to day, mereka memonitor dan membuat langkah pencegehan dari berbagai serangan yang masuk," ujar Harry.

Selain itu, dia juga memastikan mekanisme kerja grup tersebut juga berdasarkan standar internasional dengan lebih dari 200 orang karyawan yang juga bersertifikasi. 

"Kami juga bekerjasama dengan berbagai provider digital global. Kita selalu akan perkuat sistem tersebut."

Secara total, Bank Mandiri sepanjang tahun ini telah menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan dan keamanan IT sekitar Rp3 triliun atau 10%-15% dari total capex sepanjang tahun ini.

Profitabilitas

Penguatan dan sistem digital Bank Mandiri juga turut mengerek profitabilitas seiring semakin baiknya kualitas layanan.

Harry mengungkapkan, aplikasi Livin' saat ditaksir memberikan keuntungan Rp8 miliar dari transaksi aplikasi digital tersebut.

Saat ini, kata Harry, jumlah transaksi aplikasi Livin' juga menyentuh lebih dari 10 ribu kali hanya dalam waktu satu detik.

"Jadi memang skala [profitabilitasnya] itu sangat masif. Dan kami lihat bisnis digital bank sendiri bisa menjanjikan dan berpengaruh terhadap profit perusahaan."

Sepanjang semester I-2024, Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp26,55 triliun sepanjang semester I-2024, atau tumbuh 5,23% secara tahunan.

Selain itu, Bank Mandiri juga mencatatkan pengguna aplikasi Livin' by Mandiri telah menembus 25,4 juta, naik 37% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Dari jumlah tersebut, total nilai transaksi Livin' by Mandiri telah mencapai Rp1.552 triliun dengan volume transaksi sebanyak 1,45 miliar.

(ibn/dhf)