Adapun indikator Stochastic RSI berada di 73,24. Berada di area belli (long) dan bahkan lumayan kuat.
Namun, investor tetap perlu waspada. Sebab bukan tidak mungkin harga emas bisa terpeleset.
Cermati pivot point di US$ 2.569/troy ons. Sebab jika tertembus, maka harga emas kemungkinan bakal menguji target support terdekat di Moving Average (MA) 10 di US$ 2.545/troy ons,
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.586/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi ke arah US$ 2.591/troy ons.
Suku Bunga
Kini sepertinya pasar emas sudah merespons hasil keputusan rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. Dini hari tadi waktu Indonesia, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan sejawat memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5%.
"Keputusan ini mencerminkan keyakinan kami yang semakin besar bahwa dengan penyesuaian yang tepat terhadap sikap kebijakan kami, kekuatan pasar tenaga kerja dapat dipertahankan dalam konteks pertumbuhan moderat dan inflasi yang bergerak turun secara berkelanjutan ke 2%," kate Powell, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Ke depan, bukan tidak mungkin The Fed kembali memangkas suku bunga acuan. Bank Indonesia (BI) memperkirakan The Fed masih bisa menurunkan suku bunga acuan pada November dan Desember, masing-masing 25 bps.
“Perkiraan kami dengan data terbaru, asesmen terbaru. Kemungkinan-kemungkinan turunnya September, November, dan Desember tahun ini masing-masing 25 bps dengan probabilitas September itu besar,” kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, kemarin.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
(aji)