Sejumlah saham-saham menjadi pendukung utama penguatan IHSG pada Sesi I hingga cetak rekor ATH. Saham properti, saham infrastruktur, dan saham keuangan mencatatkan kenaikan paling tinggi, dengan masing-masing melesat 2,05%, 1,51% dan 0,91%.
Adapun saham properti yang jadi pendorong terbangnya IHSG adalah, saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dengan melejit 10,5%, saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) juga melesat dengan kenaikan 8,84%, dan saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang menguat 2,21%.
Momen yang dinanti-nanti sekian lama resmi dimulai, yaitu penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral paling berpengaruh di dunia, Federal Reserve (The Fed).
Pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed sebesar 50 Bps, melontar sinyal dovish yang kuat di pasar, dan menandai secara resmi dimulainya era kebijakan moneter longgar setelah empat tahun pengetatan dilangsungkan di negeri itu, dan berdampak besar terhadap perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia.
Adapun The Fed menurunkan suku bunga acuannya sebesar setengah poin persentase, 50 Bps menjadi 4,75–5%.
Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan, keputusan pemangkasan suku bunga itu mencerminkan keyakinan para pembuat kebijakan yang semakin besar bahwa langkah itu tepat untuk mempertahankan kekuatan pasar tenaga kerja dalam pertumbuhan moderat dan inflasi bisa lanjut bergerak turun ke target 2%.
Dari dalam negeri, Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi September 2024, memutuskan untuk memangkas BI Rate.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17–18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%, suku bunga Deposit Facility menjadi sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi sebesar 6,75%.
“The time is right dan besarannya 25 basis poin,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan sesuai dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat. Untuk RDG bulan depan, Perry menegaskan Bank Sentral akan menakar lagi dengan data yang baru.
“Kini, bank sentral bisa lebih fokus pada situasi ekonomi domestik dalam meramu kebijakan moneter,” kata Khoon Go, Head of Asia Research di ANZ Banking Group.
Gubernur BI dalam pengumuman kebijakan suku bunga acuan pada siang kemarin, menyatakan, BI kini bisa lebih menyeimbangkan kebijakan moneter yang selama ini lebih condong untuk menjaga stabilitas moneter. “Sebelumnya (Kebijakan) lebih pro stabilitas (Rupiah). Sekarang sudah seimbang antara stabilitas dan pertumbuhan (Ekonomi),” jelas Perry.
Penguatan IHSG juga didukung penuh oleh hasrat investor asing yang gencar mencatatkan Net Buy masif di perdagangan baru-baru ini. Mengacu data BEI pada pekan kemarin, investor asing membukukan posisi beli bersih mencapai Rp20,41 triliun pada perdagangan 9–13 September 2024, dan yang terbaru pada Rabu ini menyentuh Rp1,42 triliun.
(fad/wdh)