Kelompok militan Hizbullah menuduh pemerintah Israel mendalangi serangan-serangan tersebut, dan ketegangan pun semakin meningkat di wilayah tersebut. Israel menolak berkomentar.
Di antara banyak pertanyaan yang belum terjawab adalah bagaimana bahan peledak ditanam di dalam perangkat tersebut.
Jika walkie-talkie Icom pertama kali diproduksi satu dekade yang lalu, ada kemungkinan mereka dimodifikasi dengan baik setelah dijual kepada pelanggan aslinya.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa semua radionya diproduksi di sebuah pabrik di Prefektur Wakayama, di Jepang Barat. Perusahaan ini mengatakan bahwa mereka tidak mengalihdayakan produksi ke luar negeri dan mengikuti protokol yang digariskan oleh peraturan pemerintah.
Mengingat foto-foto perangkat menunjukkan kerusakan parah di sekitar kompartemen baterai, baterai mungkin telah dimodifikasi dengan bahan peledak setelah pengadaan, direktur Icom Yoshiki Enomoto dikutip mengatakan dalam laporan Kyodo.
Pemerintah Jepang juga sedang mengumpulkan informasi mengenai masalah ini, kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi.
Icom juga memenangkan kontrak pada tahun 1990-an untuk memasok transceiver kepada Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
(bbn)