Bank BRI juga kemungkinan akan mempertahankan keunggulan marginnya di kisaran 8,1% pada tahun penuh 2024, didorong oleh permintaan yang kuat untuk pinjaman mikro dengan imbal hasil lebih tinggi.
Hingga jeda Sesi I, sehari setelah pengumuman suku bunga acuan, berikut pergerakan harga saham empat bank besar berdasarkan data Bloomberg.
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat 2,81% ke level Rp5.500/saham
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terbang 2,19% ke level Rp5.825/saham
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) lompat 2,11% ke level Rp10.850/saham
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melesat 0,68% ke level Rp7.450/saham
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17–18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 Basis poin menjadi 6%, suku bunga Deposit Facility menjadi sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi sebesar 6,75%.
Sejatinya, konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan suku bunga acuan masih akan ditahan. Hasil konsensus Bloomberg dari 36 prediksi yang dikumpulkan, menghasilkan median perkiraan 'Hold' untuk BI Rate.
Namun, suara pasar tidak bulat, tidak aklamasi, ada dissenting opinion. Sebanyak 10 Ekonom/ Analis yang disurvei memprediksi BI akan menggunting suku bunga acuan sebanyak 25 Bps.
Pada kesempatan yang sama, BI akan terus mencermati ruang pemangkasan suku bunga sesuai dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat. Untuk RDG bulan depan, Perry menegaskan Bank Sentral akan menakar lagi dengan data yang baru.
“Kini, bank sentral bisa lebih fokus pada situasi ekonomi domestik dalam meramu kebijakan moneter,” kata Khoon Go, Head of Asia Research di ANZ Banking Group.
Gubernur BI dalam pengumuman kebijakan suku bunga acuan pada siang kemarin, menyatakan, BI kini bisa lebih menyeimbangkan kebijakan moneter yang selama ini lebih condong untuk menjaga stabilitas moneter. “Sebelumnya (Kebijakan) lebih pro stabilitas (Rupiah). Sekarang sudah seimbang antara stabilitas dan pertumbuhan (Ekonomi),” jelas Perry.
(fad)