Pertama, target pendapatan negara Rp3.005,1 triliun yang terdiri atas penerimaan pajak Rp2.189 triliun, penerimaan kepabeanan dan cukai Rp301,60 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp513,63 triliun, dan penerimaan hibah Rp581,1 triliun.
“Atas dorongan Banggar DPR RI pemerintah menyepakati untuk peningkatan target pendapatan negara surplus Rp8,26 triliun dari rencana awal yang bersumber dari peningkatan target PNBP,” tutur Said dalam rapat itu.
Selanjutnya, total belanja negara ditetapkan sebesar Rp3.621,31 triliun yang terdiri dari belanja K/L Rp1.160,08 triliun, belanja non K/L Rp1.541,35 triliun, transfer ke daerah Rp919 triliun.
Dengan besaran pendapatan dan belanja tersebut, Said menyatakan Banggar dan Pemerintah menyepakati defisit APBN sebesar Rp616,19 triliun atau 2,53% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Lebih lanjut, berikut ini asumsi dasar ekonomi makro dan sasaran atau indikator pembangunan 2025:
Asumsi dasar ekonomi makro tahun 2025
- Pertumbuhan ekonomi: 5,2%.
- Inflasi: 2,5%
- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS: Rp 16.000
- Tingkat Bunga SUN-10 tahun: 7%
- Harga minyak mentah Indonesia: US$ 82 per barel
- Lifting Minyak Bumi: 605 ribu barel per hari
- Lifting Gas Bumi: 1.005 ribu barel setara minyak per hari
Sasaran dan indikator pembangunan 2025
- Tingkat kemiskinan: 7-8%
- Tingkat kemiskinan ekstrem: 0%
- Tingkat pengangguran terbuka: 4,5-5%
- Rasio gini: 0,379-0,382
- Indeks Modal Manusia: 0,56
- Nilai Tukar Petani (NTP): 115-120
- Nilai Tukar Nelayan (NTN): 105-108
(azr/lav)