“Pemerintah perlu memprioritaskan penanggulangan kemiskinan di daerah lebih insentif, langkah ini bisa mengerem laju urbanisasi sekaligus mendorong program kemandirian pangan nasional,” tegas Said.
Selanjutnya, Said memandang Indeks Modal Manusia (IMM) Indonesia masih tertinggal dengan negara tetangga. Ia menyebut, IMM Malaysia tercatat sebesar 0,61, Thailand 0,61, dan Vietnam 0,69.
“Saat ini IMM negara-negara maju skalanya 0,7-0,8. Kita juga perlu mengejar ketertinggalan dengan negara peers,” ucapnya.
Indikator pembangunan yang telah disepakati Banggar dan Pemerintah dalam pembicaraan tingkat I pembahasan RUU APBN 2025 adalah sebagai berikut:
* Tingkat Kemiskinan: 7% - 8%
* Tingkat Kemiskinan Ekstrem: 0
* Gini Rasio: 0,379 - 0,382
* Tingkat Pengangguran Terbuka: 4,5% - 5%
* Indeks Modal Manusia: 0,56
* Nilai Tukar Petani: 115 - 120
* Nilai Tukar Nelayan: 105 - 108
Berikut ini asumsi makro 2025 yang telah disepakati Banggar dan Pemerintah:
* Pertumbuhan ekonomi: 5,2%.
* Inflasi: 2,5%
* Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS: Rp 16.000
* Tingkat Bunga SUN-10 tahun: 7%
* Harga minyak mentah Indonesia: US$ 82 per barel
* Lifting Minyak Bumi: 605 ribu barel per hari
* Lifting Gas Bumi: 1.005 ribu barel setara minyak per hari
(azr/lav)