Pemeliharaan dilakukan untuk melindungi sistem, terang Oscar, yang turut menjelaskan bahwa telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, tepatnya Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, guna penanganan kasus ini.
"Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan untuk melindungi sistem Indodax serta dana anggota tetap aman dan terlindungi. Selain maintenance ini, kami menemukan exploit celah keamanan yg digunakan attacker dan melakukan remediasi untuk menutup celah tersebut."
Kronologi Peretasan Indodax hingga Nasib Nasabah
Dalam perkembangannya aktivitas mencurigakan di dalam sistem Indodax berpeluang lebih dari US$22 juta berdasarkan hasil analisis LookonChain, penyedia tool analisis blockchain.
LookonChain menjabarkan dugaan kejahatan peretasan terdampak diantaranya; 6,14 juta USDT, 1.047 ETH (senilai US$2,48 juta), 25 BTC (senilai US$1,4juta), 2,2 juta MATIC (senilai US$849 ribu), 1,4 juta ARB (senilai US$749 ribu), 2 juta ENA (senilai US$465 ribu).
LookonChain menambahkan hacker kemudian menyamarkan pergerakan peretasan dengan mengkonversi sebagian besar aset yang berhasil mereka dapatkan, dengan rincian sebagai berikut; 5.584 ETH (senilai US$13 juta), 16,7 juta TRX (senilai US$2,56 juta), 6,8 juta POL (senilai US$2,55 juta), dan 25 BTC (senilai US$1,41 juta).
Sebelumnya hasil analisis Cyvers yang dipublikasi belakang juga menyampaikan perhitungan potensi kerugian baru Indodax akibat dugaan hack, sekitar US$20,58 juta berbasis data real-time dan txs, dengan rincian potensi kerugian; BTC Bitcoin senilai US$1,4 juta, TRX TRON senilai US$2,5 juta, MATIC Polygon senilai US$2,5 juta, OP Optimism senilai US$ 883 ribu, ETH Ethereum senilai US$13,3 juta.
(fik/wep)