Meskipun begitu, menurutnya masih banyak merchant di dalam negeri yang belum memahami bahwa turis asal Singapura, Malaysia, dan Thailand bisa bertransaksi melalui QRIS.
“Merchant kita ini [masih ada yang] tidak paham kalau ada turis dari Singapura, Malaysia, atau Thailand. Tidak menawarkan gunakan QRIS padahal bisa, makanya kita lakukan edukasi kesana,” terang Fili.
Selain itu, ia juga menyatakan Bank Sentral ketiga negara terus akan menggencarkan sosialisasi kepada merchant-merchant di negara masing-masing. Dengan demikian, turis-turis Indonesia juga memahami dan bisa memanfaatkan QRIS antar negara.
Sebagai informasi, Gubernur BI Perry Warjiyo melaporkan transaksi dengan QRIS kembali tumbuh pesat mencapai 217,3% (year-on-year/yoy). Jumlah pengguna mencapai 52,55 juta dengan jumlah merchant 33,77 juta.
"Transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/debet turun 6,82% (yoy) menjadi 591,9 juta transaksi. Lalu transaksi kartu kredit tumbuh 22,8% (yoy) mencapai 41,6 juta transaksi," ucap Perry dalam konferensi pers hari ini.
Sementara layanan perbankan digital tercatat 1.871 juta transaksi atau tumbuh 31,1% (yoy). Sementara transaksi ruang elektronik naik 21,5% yoy menjadi 1.247 juta transaksi.
Untuk transaksi besar, lanjut Perry, terjadi peningkatan 11,73% (yoy) menjadi Rp 14.731 triliun. Di tingkat ritel, transaksi dengan BI Fast tumbuh 59,12% (yoy) menjadi 312,67 juta transaksi.
(azr/lav)
