Pergerakan saham-saham teknologi, saham konsumen non primer, dan saham infrastruktur menjadi pemberat laju IHSG hingga ada di zona merah, dengan tertekan mencapai 2,58%, 1,55%, dan 1,33%.
Saham teknologi yang menjadi pemberat indeks sepanjang perdagangan hari ini adalah PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) drop 21,4%. Selain itu pelemahan juga terjadi pada saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) anjlok 6,15% point-to-point.
Senada, saham konsumen non primer turut menjadi pemberat, PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) ambles 9,09%, PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) melemah 6,91%. PT MD Entertainment Tbk (FILM) drop 5,68%.
Index saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan justru berhasil tercatat di zona hijau, dengan kenaikan 3,32 poin atau menguat 0,34% ke posisi 970,24.
Saham-saham LQ45 yang tercatat menguat harganya adalah PT Astra International Tbk (ASII) menguat 3,45%, PT Bank Jago Tbk (ARTO) bertambah 3,34%, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) melesat 2,77%.
Senada, tren positif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatat kenaikan 2,64%, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) menguat 2,55%. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melesat 1,38%.
Untuk pasar saham Asia bergerak bervariasi pada hari ini. Indeks Shanghai melesat 0,49%, indeks Nikkei 225 menghijau 0,49%, indeks TOPIX menguat 0,38%, indeks CSI 300 China menguat 0,37%, indeks FTSE Malaysia KLCI melemah 0,22%, Shenzhen Comp. China drop 0,17%, dan indeks Strait Times Singapore terdepresiasi 0,03%. Sementara itu Dow Jones Index Future merah 0,16%.
Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan
Bank Indonesia mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi September 2024. Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat memutuskan untuk memangkas BI-Rate.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17–18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%, suku bunga Deposit Facility menjadi sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi sebesar 6,75%.
Sejatinya, konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan suku bunga acuan masih akan ditahan. Hasil konsensus Bloomberg dari 36 prediksi yang dikumpulkan, menghasilkan median perkiraan 'Hold' untuk BI-Rate.
Namun, suara pasar tidak bulat, tidak aklamasi, ada dissenting opinion. Sebanyak 10 Ekonom/ Analis yang disurvei memprediksi BI akan menggunting suku bunga acuan sebanyak 25 bps.
Perry mengatakan faktor pertama yang mendasari keputusan dalam RDG bulan ini adalah semakin jelasnya arah kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat.
“Perkiraan kami dengan data terbaru, asesmen terbaru. Kemungkinan-kemungkinan turunnya September-November dan Desember tahun ini masing-masing 25 bps dengan probabilitas September itu besar,” terang Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Kedua, adalah nilai tukar rupiah yang semakin menguat. Ketiga, inflasi dalam negeri yang rendah dan terkendali.
Keempat, Perry menyatakan pihaknya akan memulai mengarahkan kebijakan moneter untuk pertumbuhan ekonomi dari sebelumnya yang diarahkan untuk stabilitas.
Kelima, BI akan mendorong penyaluran kredit pembiayaan ke perbankan secara lebih lanjut sekaligus mendukung fiskal RI karena imbal hasil Surat Berharga Negara diharapkan turun.
“The time is right dan besarannya 25 basis poin,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan sesuai dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat. Untuk RDG bulan depan, Perry menegaskan Bank Sentral akan menakar lagi dengan data yang baru.
(fad/wep)