Logo Bloomberg Technoz

Kedua, adalah nilai tukar rupiah yang semakin menguat. Perry mengatakan salah satu faktor yang membuat BI sabar dalam melonggarkan kebijakan moneter adalah pergerakan nilai tukar rupiah.

Sehingga, dengan perkembangan nilai tukar rupiah terkini yang cenderung stabil membuat pihaknya semakin yakin untuk memangkas suku bunga acuan.

“Dengan langkah-langkah yang selama ini kita lakukan termasuk penerbitan SRBI, rupiah alhamdulilah menguat menjadi sekarang sekitar Rp15.300 - 15.4000/US$. Dulu nilai tukar sempat Rp16.400/uS$, bahkan pernah sampai Rp16.700/UUS$,” terangnya.

Ketiga, inflasi dalam negeri yang rendah dan terkendali juga menjadi salah satu faktor BI memangkas suku bunga acuan pada RDG September ini. Menurut dia, inflasi diperkirakan tetap terkendali pada kisaran target 2,5% plus minus 1%.

“Jadi inflasi terkendali termasuk juga inflasi inti yang rendah dan juga koordinasi pemerintah dan BI di pusat maupun daerah,” ujarnya.

Keempat, Perry menyatakan pihaknya akan memulai mengarahkan kebijakan moneter untuk pertumbuhan ekonomi dari sebelumnya yang diarahkan untuk stabilitas. Sehingga, kedepannya bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran diarahkan untuk pertumbuhan.

“Moneter memang sudah mulai balance, sebelumnya moneter lebih pro-stability sekarang sudah seimbang antara stabilitas dan pertumbuhan,” tegas Perry.

Kelima, BI akan mendorong penyaluran kredit pembiayaan ke perbankan secara lebih lanjut sekaligus mendukung fiskal RI karena imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) diharapkan turun.

“The time is right dan besarannya 25 basis poin,” pungkasnya.

Sebagai informasi, BI pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,75%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yang tetap rendah dan berada dalam sasaran 2,5±1%, penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah, dan perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%, suku bunga Deposit Facility menjadi sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi sebesar 6,75%," ungkap Gubernur Perry Warjiyo dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (18/9/2024).

(azr/lav)

No more pages