Bloomberg Technoz, Jakarta - Di depan anggota Komisi X, Menteri Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo bicara soal pentingnya naturalisasi di Timnas untuk memajukan sepak bola RI.
Hal tesebut ia lakukan dalam rangka meminta Komisi X DPR memberikan pertimbangan untuk menjadi dua pemain asing yang memiliki keturunan Indonesia untuk bisa menjadi warga negara Indonesia (WNI) dan bermain membela Timnas di laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Oktober mendatang.
“Saya pastikan semua pemain memiliki darah Indonesia secara langsung tidak ada yang tidak memiliki darah Indonesia,” ujar Menteri Dito saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI. Hal ini juga menjawab segala tudingan yang sedan marak di media sosial.
Langkah naturalisasi ini dilakukan merupakan langkah cepat untuk menaikkan peringkat sepak bola Indonesia.
“Proses naturalisasi ini membuat peringkat di FIFA bisa jadi 100, tetapi secara pararel kita juga telah melakukan pembibitan di usia muda,” tambah Dito.
Dito menjelaskan, saat ini popularitas atau kecintaan masyarakat terhadap Timnas saat besar. Bahkan anak-anak hingga para wanita sekarang tengah memuja para pemain.
“Sehingga langkah-langkah ini semakin membangkitkan ekosistem sepak bola RI,” ungkap Dito.
Uang bayaran Kompensasi
Sejak awal perekrutan dilakukan, banyak pihak yang mempertanyakan terkait biaya. Serta berapa gaji mereka?
Di podcast miliknya yaitu ‘Hasnani’s Corner’, Mantan Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani pernah mengutarakan bahwa dalam merekrut pemain naturalisasi tidak ada anggaran yang dikeluarkan.
“Jujur saat mendapatkan tugas terkait naturalisasi tidak ada anggaran yang yang dikeluarkan. Menurut peraturan yang ada, setuap pemain yang dipanggil Timnas itu tidak dibayar karena itu adalah kewajiban seorang pemain,” ujar Hasnani saat itu.
Namun, PSSI memang mealokasikan dana untuk naturalisasi tetapi hanya untuk administrasi.
Hal yang serupa diungkap Sekjen PSSI, Yunus Nusi di rapat kerja bersama Komisi X DPR RI pada bulan Juni lalu.
“Alhamdulillah mereka tidak meminta kompensasi, kebetulan tim kita yang berkunjung ke Belanda menandatangani keluarganya. Keinginan untuk kembali ke Indonesia dan memperkuat Timnas Indonesia adalah lebih keinginan orangtua dan kakeknya. Lebih kepada komunikasi PSSI dan orangtua naturalisasi, tidak satupun meminta. Itu sangat berharga untuk kami,” ujarnya.
Tak lupa Yunus mengutarakan, Naturalisasi telah mengangkat sepak bola Indonesia yang sangat berimplikasi positif terhadap perkembangan sepak bola tanah air.
“Di pelosok tanah air, akademi sepak bola banyak digandrungi anak-anak, dan orang tua bergeliat untuk mendaftarkan diri. Itu tidak terlepas dari prestasi sepak bola saat ini. Salah satunya kontribusi pemain sepak bola yang dinaturalisasi,” tutup Yunus.
(spt)