New York Times melaporkan bahwa pejabat AS dan lainnya yang tidak diidentifikasi, mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas operasi tersebut. Mereka menyebut Israel menanam sejumlah kecil bahan peledak di pager, yang telah disuplai dari Taiwan.
Pager yang meledak mengarah kepada sebuah perusahaan perangkat asal Taiwan, Gold Apollo Co, namun perusahaan menolak anggapan mereka terlibat dalam pola serangan 5.000 pager tersebut.
Dalam pernyataan resminya di situs resmi, yang sempat mengalami down, ditegaskan bahwa tidak ada keterlibatan desain atau produksi atas pager di Lebanon yang menewaskan setidaknya sembilan orang.
"Terkait pemberitaan media mengenai pager AR-924, kami menyatakan bahwa model ini diproduksi dan dijual oleh BAC," bunyi pernyataan tertulis perusahaan itu tanpa menjelaskan lebih rinci identitas BAC.
Wall Street Journal melaporkan sebelumnya bahwa beberapa anggota Hizbullah merasa pager mereka menjadi panas dan membuangnya sebelum ledakan terjadi.
Hizbullah diwakili anggota parlemen, Ibrahim Mousawi menyatakan bom pager "diledakkan dengan teknologi tinggi oleh musuh Israel," dikutip dari saluran televisi kelompok tersebut.
Meski demikian, jika benar biang keladinya adalah Isreal, 'bom pager' menjadi akan menjadi salah satu serangan paling canggih yang pernah dilakukan oleh kedua pihak selama perseteruan Hizbullah-Israel selama 40 tahun terakhir.
Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, dalam pernyataannya menyebut sembilan orang tewas, termasuk anak-anak. Dia menyebut insiden tersebut sebagai "eskalasi yang sangat mengkhawatirkan". Ia menambahkan bahwa menurut hukum humaniter internasional, "warga sipil bukanlah target dan harus dilindungi setiap saat."
(ros/wep)