Logo Bloomberg Technoz

Era Baru Dimulai: Suku Bunga Rendah Demi Pertumbuhan Ekonomi

Ruisa Khoiriyah
19 September 2024 11:10

Jerome Powell, Chairman US Federal Reserve (Bloomberg)
Jerome Powell, Chairman US Federal Reserve (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Momen yang dinanti-nanti sekian lama akhirnya resmi dimulai, yaitu penurunan bunga acuan oleh bank sentral paling berpengaruh di dunia: Federal Reserve (The Fed).

Pemangkasan bunga acuan oleh The Fed sebesar 50 bps, melontar sinyal dovish yang kuat pada pasar, dan menandai secara resmi dimulainya era kebijakan moneter longgar setelah empat tahun terakhir pengetatan dilangsungkan di negeri itu, dan berdampak besar terhadap perekonomian di banyak negara, tak terkecuali Indonesia.

Dalam taklimat media dini hari tadi, Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan, keputusan penurunan suku bunga itu mencerminkan keyakinan para pembuat kebijakan yang semakin besar bahwa langkah itu tepat untuk mempertahankan kekuatan pasar tenaga kerja dalam pertumbuhan moderat dan inflasi bisa lanjut bergerak turun ke target 2%.

The Fed telah menaikkan bunga acuan 11 kali sejak Maret 2022 hingga terakhir pada Juli tahun lalu, sebanyak 525 bps, demi menjinakkan inflasi AS pascapandemi yang melesat tajam akibat gangguan rantai pasok dan pecah perang di Eropa. Pengetatan moneter yang agresif itu berhasil membawa inflasi turun dari level tertinggi, sempat menyentuh 9,1% pada Juni 2022, ke level 2,5% pada Agustus lalu.

Ketika tekanan harga berhasil dijinakkan, pengetatan nan agresif itu juga berdampak pada pelemahan pasar tenaga kerja. Tingkat pengangguran AS kembali naik ke level tertinggi sejak akhir 2021, kini di 4%. Namun, sejauh ini diyakini belum ada indikasi kuat bahwa ekonomi terbesar di dunia itu akan resesi. Angka PHK masih rendah, konsumen masih berbelanja dan pertumbuhan ekonomi masih kuat.

The Fed Dot Plot. (Sumber: Bloomberg)