Melesatnya laba bersih Bank BNI pada kuartal I-2023, menghasilkan kinerja ekspansif yang terus meningkat pada rasio profitabilitas. Tercatat, rasio Return on Asset (ROA) tumbuh menjadi 2,67%, dan Return on Equity (ROE) yang juga bertumbuh menjadi 17,11%.
Dengan demikian, laba per saham dasar atau Earnings per Share (EPS) Bank BNI pada kuartal I-2023 mencapai Rp 280/saham. Angka ini tumbuh 32% dibandingkan dengan EPS pada kuartal I-2022 yang hanya sebesar Rp 212/saham.
Raihan positif Bank BNI terus berlanjut dengan berhasil mencatat penurunan rasio jumlah kredit berisiko atau Loan at Risk (LaR) dari sebelumnya 22,1% menjadi hanya 16,3%, serta tingkat biaya atau Cost to Income Ratio (CIR) yang terjaga pada level 41,67% pada kuartal I-2023.
Bank BNI juga mampu menekan tingkat Non-Performing Loan (NPL) hingga menjadi 2,77%. Kredit yang direstrukturisasi dengan stimulus Covid-19 terus menurun menjadi tersisa Rp 45,8 triliun atau 7,3% dari total kredit. Angka ini jauh menurun dari kuartal I-2022 yang masih mencapai 12% dari total kredit.
Pertumbuhan kredit yang sehat ditopang oleh ekspansi bisnis pada segmen prioritas yaitu dari debitur top-tier dan bisnis turunannya, yang termasuk ke dalam sektor industri prospektif hingga segmen konsumer, dengan tetap mengedepankan asas kehati-hatian.
Dari sisi likuiditas, Bank BNI mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp743,7 triliun, tumbuh 7,4% secara tahunan.
Selanjutnya, raihan dana murah yaitu giro dan tabungan tumbuh 6,9% menjadi Rp513,54 triliun. Adapun deposito tumbuh 8,4% menjadi Rp231,18 triliun. Adapun biaya dana atau Cost of Funds (CoF) Bank BNI naik menjadi 1,9% pada kuartal I-2023.
Adapun total aset Bank BNI pada kuartal I-2023 saat ini sebesar Rp1.012 triliun, naik 8,6%. Sementara itu, rasio intermediasi atau Loan to Deposits Ratio (LDR) tercatat 85,43% dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level 21,6%.
Harga Saham Bank BNI (BBNI)
Saham Bank BNI mencetak penguatan sebesar 4,9% sepanjang satu bulan terakhir dengan menetap pada harga Rp9.475/saham.
Adapun pada perdagangan Selasa (18/4/2023) total volume perdagangan saham BBNI mencapai 29,21 juta dengan nilai transaksi senilai Rp277 miliar. Dengan kapitalisasi pasar atau market cap sebesar Rp176 triliun.
Menariknya, investor asing sangat gemar mengoleksi saham BBNI dengan total nilai pembelian bersih (net buy) mencapai sebesar Rp 1,51 triliun dalam kurun waktu sebulan terakhir.
Konsensus para analis yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 35 analis menghasilkan target harga saham BBNI di angka Rp 11.500/saham dalam 12 bulan kedepan. Dengan 34 analis merekomendasikan peringkat “Buy” untuk saham BBNI.
Strategi BNI untuk 2023
Untuk mencapai target bisnis 2023, yaitu pertumbuhan kredit yang ditargetkan naik 10% dan tingkat kredit macet sebesar 2,5%, BNI menetapkan 7 strategi.
Pertama, BNI mengembangkan solusi transaksi dan ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Kedua, mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital melalui data driven berbasis analisis, customer experience, dan perluasan kerja sama.
Ketiga, BNI fokus pada peningkatan CASA dan Fee Based Income (FBI) yang berkelanjutan. Keempat, BNI meningkatkan ekspansi bisnis pada korporasi top-tier serta sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko.
Kelima, perseroan melanjutkan transformasi human capital, culture, dan operasional sehingga lebih luwes dalam mendukung bisnis. Keenam, perseroan memperkuat jaringan bisnis Internasional dalam mendukung penetrasi pasar global. Ketujuh, BNI juga mengoptimalisasi sinergi BNI Grup dalam memperkuat posisi Perusahaan Anak.
(fad/aji)