Logo Bloomberg Technoz

BI Salurkan Insentif Likuiditas Bank Rp256 T, Terbesar ke BUMN

Azura Yumna Ramadani Purnama
18 September 2024 15:05

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sampai pekan kedua September 2024, Bank Indonesia (BI) telah menyalurkan insentif kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) sebesar Rp256,1 triliun kepada industri perbankan. Penerima terbesar adalah bank milik negara.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan kelompok bank badan usaha milik negara (BUMN) memperoleh insentif KLM mencapai Rp118,6 triliun, bank umum swasta nasional sebesar Rp110,5 triliun, bank perekonomian daerah (BPD) sebesar Rp24,4 triliun, dan kantor cabang bank asing (KCBA) sebesar Rp2,6 triliun.

"Insentif KLM tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, yaitu hilirisasi minerba dan pangan, UMKM (usaha menengah, kecil, dan mikro), sektor otomotif, perdagangan dan Listrik, Gas dan Air (LGA), serta sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tutur Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (18/9/2024).

Ke depan, BI akan terus memperkuat implementasi kebijakan insentif KLM, termasuk kepada sektor yang mendukung penciptaan lapangan kerja, sektor yang menjadi sumber pertumbuhan baru (sektor tersier), dan sektor yang dapat meningkatkan inklusivitas, termasuk kelas menengah bawah. Tentu dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Dalam kesempatan yang sama, BI melaporkan nilai kredit perbankan pada Agustus 2024 tercatat tumbuh 11,4% (year-on-year/yoy). Angka ini menurun dibanding pertumbuhan kredit bank pada Juli 2024, yakni 12,4% (yoy).