Scaramucci menyebutkan Bitcoin US$100.000 di sela-sela sebuah konferensi di Singapura, dilaporkan Bloomberg News.
Harga US$100.000 “dengan mudah diperdagangkan” mengutip laporan Forbes. Kelas aset akan bertarung di penghujung tahun 2024, termasuk saham, surat utang obligasi, emas,a tau bentuk lain.
“Pemenang dalam pertarungan tersebut, kemungkinan besar itu adalah Bitcoin. Jadi jika Anda tidak akan menjadi investor Bitcoin, Anda secara efektif menjual Bitcoin,” pandangan Scaramucci tahun 2021, dilansir dari Cryptoslate.
Ramalan Bitcoin pada 2024 akan menebus US$100.000 juga sempat disampaikan sejumlah pengamat. Adam Back, pendiri Blockchain Blockstream menganalisis bahwa prestasi terbaru Bitcoin menerima reaksi yang ‘kurang’ antusias dari sejumlah komunitas aset kripto
Ia berpikir bahwa reaksi komunitas tersebut disebabkan oleh keyakinan penuh bahwa Bitcoin dapat mencapai US$100.000 yang sudah seharusnya terjadi. “Hanya menunggu waktu (untuk mencapai) US$100.000.”
Mags, atau pemilik akun X @thescalpingpro, salah satu analis kripto, pada bulan Maret memposting bahwa Bitcoin berkemungkinan besar akan mencapai puncak hingga US$150,000 dalam kurun waktu 9 hingga 12 bulan mendatang.
Kebijakan Bunga Fed dan Aturan Kripto AS Bakal Permudah Bitcoin Naik
Tren bullish ini mencermati pada kinerja historis Bitcoin setelah melewati level tertinggi sepanjang masa (All Time High/ATH), terutama dalam beberapa tahun, termasuk pada tahun 2017 dan 2022. Sejak Oktober 2023, koin tersebut telah mengalami tren naik, meroket dari di bawah US$25.000 hingga melonjak di atas level US$40.000.
Bitcoin mencapai rekor US$73.798 pada bulan Maret, didorong oleh permintaan ETF spot Bitcoin di bursa AS. Arus masuk ke dalam produk tersebut sejak saat itu telah dimoderasi. Token paling berharga di dunia ini telah naik sekitar 5% selama dua hari terakhir menjelang keputusan kebijakan Fed.
(wep)
