Logo Bloomberg Technoz

Kelompok Hizbullah menuduh Israel bertanggung jawab atas serangan yang semakin meningkatkan kekhawatiran akan terjadi perang terbuka setelah selama setahun belakangan terjadi bentrokan-bentrokan. 

Israel menolak untuk memberi komentar atas tuduhan itu. 

Salah satu pertanyaan yang masih belum terjawab adalah bagaimana ledakan itu direncanakan dan kemudian dilakukan dengan koordinasi yang demikian rapi. 

Harian New York Times mengutip sejumlah pejabat AS dan negara lain yang mengatakan bahan peledak berjumlah kecil ditanam di dalam pager yang dipesan oleh Hizbullah. 

Dalam artikel itu disebutkan sekitar satu atau dua ons bahan peledak ditambahkan di dekat baterai setiap pager, dan satu alat penyala pun ditempel untuk medetonasi ledakan.

Ledakan pager ini terjadi bersamaan di seluruh wilayah Lebanon sekitar pukul 15.30 waktu setempat. 

Pernyaaan tertulis Kementerian Ekonomi Taiwan mengatakan bahwa pager itu dibuat di Taiwan, tetapi kemungkinan besar dimodifikasi karena kapasitas baterai alat itu hanya untuk ukuran AA. "Tidak mungkin ada kematian atau luka akibat ledakan [pager itu]," bunyi pernyataan tersebut. 

Di kantor pusat Gold Appolo, pendiri perusahaan Hsu Ching-Kuang mengatakan pada wartawan bahwa perusahaannya tidak membuat alat itu. 

Perusahaan ini mulai beroperasi pada 1995 dan menjual pager alfanumerik dan juga alat yang memberi tahu pembeli di restoran bahwa pesanan mereka siap diambil. 

Perusahaan dengan 40 pegawai ini termasuk perusahaan kecil di industri teknologi Taiwan. 

Masih belum jelas lokasi dan waktu bahan peledak itu dimasukkan ke alat pager ini. 

Menteri Telekomunikasi Lebanon, Johnny Corm mengatakan pada Bloomberg bahwa alat nirlaba ini kemungkinan terlalu panas sebelum meledak, yang menandakan ada "kesengajaan." Pemerintah Lebanon juga menyatakan insiden itu sebagai serangan Israel. 

Tanpa ada penjelasan resmi, berbagai teori bagaimana alat yang dianggap teknologi kuno itu bisa diubah menjadi senjata mematikan. 

Salah satu pakar keamanan siber, Robert Graham, mengatakan di platform X bahwa "membuat baterai beroperasi lebih dari terbakar sangat sulit dilakukan dan tidak masuk akal. Jauh lebih tidak masuk akal lagi adalah teori seseorang menyogok pabrik pembuat untuk memasukkan alat peledak itu."

Deepa Kundur, guru besar teknik elektro dan komputer di Universitas Toronto, mengatakan dia curiga kejadian itu merupakan "serangan rantai pasok." Menurutnya dalam serangan itu, pelaku akan menyusup ke rantai pasok hulu untuk membuat komponen penting yang dilengkapi dengan alat peledak, tanpa diketahui pembeli. 

Komponen ledakan itu berada di dalam pager selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum dinyalakan setelah menerima pesan yang memicu bagian yang telah dimodifikasi itu. 

Di sebagian besar wilayah dunia, pager diganti dengan ponsel, meski NPR baru-baru ini merilis laporan bahwa para dokter di rumah sakit AS masih terus menggunakan alat penyampai pesan ini. Pager juga digunakan secara rutin di fasilitas kesehatan Lebanon. 

Anggota Hizbullah menggunakan alat berteknologi rendah seperti pager dan walkie-talkie agar komunikasi mereka tidak disadap oleh dinas intelijen Israel. Mereka bisa mengirim pesan rahasia tanpa diketahui lokasi mereka oleh musuh.

(bbn)

No more pages