Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga meminta Dirut PLN Darmawan—yang turut hadir dalam acara IIGCE tersebut — untuk fokus membangun transmisi. Terlebih, kata Bahlil, pembangunan transmisi oleh swasta dinilai bakal melanggar undang-undang kelistrikan Indonesia.
Bahlil juga memberikan gambaran bahwa Bengkulu memiliki rencana pengembangan PLTP sebesar 350 megawatt (MW), tetapi terkendala karena transmisi yang menghubungkan lokasi permintaan dan pasokan listrik masih terbatas.
Kendati demikian, Bahlil mengatakan akumulasi investasi pembangunan PLTP tumbuh signifikan dalam 10 tahun terakhir, yakni tumbuh delapan kali lipat. Dengan demikian, nilai investasi panas bumi di Indonesia diproyeksikan mencapai US$8,7 miliar pada 2024.
“Pembangunan PLTP tersebut telah menciptakan lapangan pekerjaan kurang lebih sekitar 900.000 dan mampu memberikan kontribusi kepada negara kurang lebih sekitar Rp16 triliun,” ujarnya.
Tidak hanya dampak ekonomi, kata Bahlil, PLTP juga telah berkontribusi untuk mengurangi 17,4 juta ton CO2 per tahun di Indonesia.
(dov/wdh)
