Logo Bloomberg Technoz

Mi instan mengandung banyak bahan pengawet, perasa buatan, dan bahan kimia lainnya yang membuatnya sulit dicerna oleh tubuh. Ketika hati harus bekerja lebih keras untuk memecah bahan-bahan ini, lemak dapat menumpuk di sel-sel hati. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa memicu penyakit hati.

4. Gangguan Saluran Pencernaan

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ahli gastroenterologi Dr. Braden Kuo menunjukkan bahwa mi instan membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan dengan mi segar. Mi instan yang tidak tercerna dalam waktu lama dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan dan membuat tubuh harus bekerja lebih keras untuk memprosesnya.

5. Risiko Sindrom Metabolik

Konsumsi mi instan secara rutin, terutama pada wanita, dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, yang mencakup obesitas, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko diabetes dan serangan jantung, menurut Harvard School of Public Health.

6. Kembung dan Retensi Cairan

Tingginya kadar natrium dalam mi instan juga dapat menyebabkan retensi cairan dan perut kembung. Jika Anda mengonsumsi mi instan dengan cara menyeruputnya, Anda juga berisiko menelan lebih banyak udara, yang dapat menyebabkan kembung karena gas.

7. Meningkatkan Risiko Gagal Jantung

Karena kandungan natrium dan lemak jenuhnya yang tinggi, mi instan dapat meningkatkan risiko gagal jantung. Terutama pada wanita muda yang aktif, konsumsi mi instan yang berlebihan dapat memperburuk kondisi ini, menurut Live Science.

8. Risiko Stroke

Tingginya kadar natrium dalam mi instan juga dapat berdampak negatif pada kesehatan otak. Menurut AHA, konsumsi natrium yang berlebihan dapat meningkatkan risiko stroke.

9. Penglihatan Memburuk

Konsumsi mi instan dalam jumlah besar juga dapat memengaruhi penglihatan. Bahan pengawet TBHQ yang sering digunakan dalam mi instan bisa memicu gangguan penglihatan pada beberapa orang yang sensitif terhadap bahan ini.

10. Mempengaruhi Perilaku

Bahan pengawet TBHQ yang terdapat dalam mi instan juga dikaitkan dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) pada beberapa orang. Menurut Healthline, konsumsi mi instan setiap hari dapat memperburuk gejala ADHD.

11. Meningkatkan Risiko Penyakit Ginjal

Kadar natrium yang tinggi dalam mi instan dapat memicu pembentukan batu ginjal dan meningkatkan risiko penyakit ginjal. Natrium yang berlebih akan meningkatkan kadar kalsium dalam urin, yang dapat berikatan dengan oksalat dan membentuk batu ginjal, menurut American Heart Association (AHA).

(red)

No more pages