Keluarga Kumbahani terkena klausul dalam kontrak mereka yang menyebut ketika suku bunga naik dari 6,71% ke 9,21% maka tenor akan diperpanjang agar pembayaran cicilan bisa stabil.
Mereka tidak sendiri. Lebih dari 40% KPR dan bank dan lembaga keuangan di India (mencakup 4,7 juta nasabah dengan total utang INR 8,2 triliun atau Rp 1.485,5 triliun) mengalami perpanjangan tenor KPR atau perubahan jumlah cicilan atau bahkan keduanya.
Para ekonom memperkirakan Bank Sentral India (RBI) akan kembali menahan suku bunga acuan setelah rapat sebelumnya melakukan hal yang sama. Namun kenaikan-kenaikan sebelumnya telah mempengaruhi jutaan nasabah.
Mengurangi Dampak
Hal semacam ini mencerminkan apa yang terjadi kala bank sentral secara agresif mengetatkan kebijakan moneter. Perbankan, dengan dukungan pemerintah dan regulator, mencoba mengurangi dampaknya kepada nasabah misalnya dengan memperpanjang tenor kredit, mengubah skema pinjaman dengan hanya membayar bunga, atau restrukturisasi.
Di India, pemilik rumah terekspos dengan perubahan suku bunga karena hampir separuh mendapatkan KPR dengan bunga mengambang. Di Amerika Serikat (AS), sebagian besar nasabah mendapatkan bunga tetap.
“Rumah adalah barang emosional. Rumah akan menjadi hal terakhir yang dikorbankan saat seseorang mengalami masalah,” kata Ambuj Chandna, Head of Retail di Kotak Mahindra Bank.
Perbankan India memperkenankan nasabah untuk kembali ke tenor awal jika menambah jumlah cicilan. Ini adalah opsi yang ditawarkan kepada keluarga Kumbhani, meski pendapatan Abishek tidak menentu karena pekerjaannya sebagai pengembang situs dan aplikasi paruh waktu (freelance).
Nasabah juga bisa mengalihkan KPR ke bank lain jika dirasa lebih kompetitif.
“Bank dan peminjam sama-sama bersalah dalam situasi ini,” tegas Mahesh Mirpuri, pengamat keuangan di media sosial. Menurutnya, bank bisa lebih baik dalam melakukan komunikasi sementara nasabah bisa melakukan riset dan harus lebih waspada.
Belanja Balas Dendam
Begitu India lepas dari lockdown ketat selama 2 tahun, warga balas dendam dengan berbelanja, jalan-jalan, sehingga tagihan kartu kredit mencapai rekor tertinggi. Banyak pula yang kemudian membeli rumah dan mobil setelah pandemi mereda.
India adalah salah satu negara dengan pemulihan tercepat usai pandemi, tetapi inflasi juga meninggi sehingga di atas target bank sentral. Antara Mei 2022 hingga Februari tahun ini, RBI menaikkan suku bunga acuan hingga 250 basis poin (bps).
Para ekonom memperkirakan kenaikan suku bunga akan berhenti, karena jika berlanjut maka akan sangat melukai konsumen, kata Head of Financial Services EY Abizer Diwanji.
Kumbhani, yang tenor KPR-nya diperpanjang sampai 60 tahun, akhirnya mampu menguranginya menjadi 30 tahun setelah setuju dengan kenaikan angka cicilan dan membayar sebagian utang pokok. Namun dia belum membicarakan hal ini dengan istrinya, Rashmita, karena khawatir sang istri akan kecewa.
“Itu hanya akan membuat saya tambah stres,” tegasnya.
(bbn)