Hari ini, perhatian utama pasar akan terarah pada Thamrin, kantor Bank Indonesia, yang dijadwalkan akan mengumumkan keputusan BI rate pada pukul 14.00 nanti.
Sejauh ini terjadi keterbelahan ekspektasi antara para ekonom dengan para investor atau trader.
Hasil konsensus dari 36 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, memperkirakan BI akan kembali menahan bunga acuan di level 6,25%.
Sebanyak 26 ekonom mempertahankan prediksi 'hold' sementara 10 ekonom memperkirakan BI akan memangkas BI rate sebanyak 25 bps, mendahului keputusan The Fed yang diperkirakan akan menggunting suku bunga dini hari nanti.
Seakan mengekor keterbelahan yang tengah melanda pasar global saat ini menyusul terjadinya perbedaan ekspektasi antara para analis dan ekonomi dengan para pelaku pasar tentang besar penurunan Fed fund rate, di Indonesia juga terlihat hal yang mirip.
Konsensus masih memprediksi di 6,25%, atau mempertahankan BI rate di posisi saat ini. Pada saat yang sama, para pelaku pasar meningkatkan taruhannya bahwa BI akan memangkas bunga acuan siang nanti. Hal itu terlihat dari lelang Surat Utang Negara (SUN) kemarin.
Permintaan imbal hasil dalam lelang juga turun tajam mengindikasikan ada ekspektasi yang kuat terhadap penurunan BI rate pekan ini.
Untuk tenor paling favorit dalam lelang, FR0103 yang jatuh tempo 2035 nanti, permintaan yield turun ke kisaran 6,51-6,67% dibandingkan lelang sebelumnya yang masih di rentang 6,57-6,8%.
Begitu juga untuk tenor lain yang banyak diburu, yaitu FR0104 di mana yield diminta turun di kisaran 6,38-6,50%, lebih rendah dibanding sebelumnya di kisaran 6,43-6,60%.
"Penurunan rata-rata imbal hasil lelang, bahkan hingga dua digit poin untuk seri FR0103, menunjukkan ekspektasi yang sangat kuat terhadap penurunan BI rate di September ini," kata Lionel Priyadi, Macro Strategist Mega Capital yang memprediksi BI akan mempertahankan BI rate di 6,25%.
Dengan adanya keterbelahan ekspektasi antara para ekonom dengan pelaku pasar, memicu adanya risiko koreksi pasar bila pada siang nanti BI rate tak jadi turun hari ini.
Membaca The Fed
Para traders masih berkukuh The Fed dini hari nanti akan memangkas bunga acuan sebanyak 50 bps. Namun, probabilitasnya saat ini sedikit turun menjadi 65% setelah kemarin sempat menyentuh 69%.
Penurunan sedikit probabilitas itu terutama karena data penjualan ritel AS tadi malam yang melampaui ekspektasi pasar. Penjualan ritel di negeri dengan ukuran ekonomi terbesar di dunia itu masih bertumbuh, memberi sinyal bahwa perekonomian AS mungkin belum semuram yang 'diharapkan' para trader di pasar.
Alhasil, investor semalam mengurangi posisi di US Treasury, surat utang AS, terindikasi dari kenaikan imbal hasil di hampir semua tenor dalam kisaran terbatas.
Yield UST-10Y naik 2,8 bps ke 3,65%, disusul oleh tenor 30Y yang naik 3 bps. Bahkan tenor pendek yang sensitif dengan kebijakan bunga acuan, UST-2Y, naik 5,4 bps tadi malam ke level 3.60%.
Konsensus Bloomberg sejauh ini masih menghasilkan prediksi penurunan Fed fund rate sebesar 25 bps, berlawanan dengan ekspektasi para trader di pasar.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi menguat terbatas hari ini. Nilai rupiah memiliki level resistance terdekat pada level potensial di Rp15.310/US$.
Level resistance selanjutnya menuju Rp15.300/US$ dan Rp15.250/US$ sebagai level optimistis penguatan nilai rupiah terhadap dolar AS dengan time frame daily.
Sementara level support rupiah ada di Rp15.350/US$ dan support psikologis di Rp15.400/US$.
Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya kembali kepada level Rp15.450/US$ dalam jangka menengah (Mid-term).
.
(rui)