“Tidak banyak volatilitas karena saya rasa tidak ada cukup bukti akan terjadi resesi dalam skala besar,” kata Michael Cuggino, Presiden dan Manajer Portofolio di Permanent Portfolio Family of Funds yang berbasis di San Francisco (AS), kepada Bloomberg Radio.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun, yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga, bergerak di sekitar 4,21%. Sementara yang tenor 10 tahun ada di 3,58%.
Yield obligasi pemerintah Australia dan Selandia Baru naik sedikit.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan kepada CNBC bahwa dirinya memilih untuk menaikkan suku bunga acuan sekali lagi dan mempertahankannya di atas 5% untuk beberapa waktu demi menahan laju inflasi. Sedangkan Presiden The Fed St Louis secara terpisah mengatakan kepada Reuters bahwa dirinya condong untuk menaikkan bunga acuan ke kisaran 5,5-5,75%.
Sebagai informasi, saat ini suku bunga acuan AS ada di 4,75-5%.
Pasar swap memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) dalam rapat bulan depan. Mulai Juli, The Fed mungkin bisa mulai menurunkan suku bunga acuan.
“Kami rasa terlalu awal, mungkin memang ada pivot (pembalikan) tetapi mendekati akhir tahun. Tidak secepat yang diperkirakan pasar,” tegas Jonathan Liang, Head of Investment Specialist untuk Asia (kecuali Jepang) di JPMorgan Asset Management, kepada Bloomberg Television.
(bbn)