Logo Bloomberg Technoz

Selanjutnya, surplus terbesar ketiga yakni dengan Filipina yang tercatat sebesar US$847,3 juta. Komoditas penyumbang surplus terbesar dengan Filipina yakni, bahan bakar mineral (HS27) sebesar US$262,5 juta, kendaraan dan bagiannya (HS87) US$234,5 juta, serta lemak dan minyak hewan/nabati (HS15) US$54,6 juta.

Sedangkan defisit terdalam kedua, dialami Indonesia dengan Australia yang tercatat defisit US$549,7 juta. Defisit dengan Australia, lanjut Pudji dipengaruhi oleh komoditas logam mulia dan perhiasan/permata (HS71) -US$218,5 juta, bahan bakar mineral (HS27) US$-146,9 juta, serta bijih logam, tergak, dan abu (HS26) -US$132,4 juta.

“Untuk Australia defisit terbesar pada komoditas logam mulia dan perhiasan/permata (HS71), bahan bakar mineral (HS27), bijih logam terak dan abu (HS26),” ucapnya.

Defisit Dagang dengan Asean: Impor Plastik Singapura

Dalam kesempatan itu, Pudji menjelaskan bahwa negara defisit perdagangan terdalam ketiga adalah Singapura. Defisit dagang dengan negara ini tercatat sebesar US$312,9 juta.

Ia menyebut, komoditas yang menyumbang defisit terbesar dengan Singapura salah satunya merupakan plastik dan barang dari plastik (HS39) yang tercatat defisit US$79,1 juta.

“Singapura defisit terbesar pada bahan kimia organik (HS29), mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS85), plastik dan barang dari plastik (HS39),” ucap Pudjii.

Sementara komoditas bahan kimia organik (HS29) menyumbang defisit -US$118,2 juta, serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) sebesar -US$91,9 juta.

Untuk diketahui, Pudji melaporkan nilai impor Indonesia pada Agustus adalah US$ 20,67 miliar. Naik 9,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Walau tumbuh, tetapi impor melambat dibandingkan Juli yang naik 11,07% yoy.

Sebelumnya, Pudji mengumumkan nilai ekspor Agustus ada di US$ 23,56 miliar.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia kembali mampu mencetak surplus US$ 2,89 miliar bulan lalu.

Dengan begitu, maka Indonesia berhasil mencetak surplus neraca perdagangan selama 52 bulan beruntun. Meski surplus terjadi selama lebih dari 4 tahun, tetapi ini bukan rekor terpanjang.

(azr/lav)

No more pages