Logo Bloomberg Technoz

"Musim hujan menjadi semakin intens setiap tahun, menyebabkan banjir yang mematikan seperti yang kita lihat di Sahel."

Banjir melanda wilayah yang paling tidak siap secara global dalam menghadapi bencana terkait iklim, dengan sedikitnya dana yang tersedia untuk menyangga infrastruktur terhadap cuaca buruk.

Chad berada di urutan terakhir dalam indeks 187 negara yang dinilai oleh Notre Dame Global Adaptation Initiative untuk kerentanan terhadap perubahan iklim, Mali di urutan ke-180, Niger di urutan ke-176, dan Nigeria di urutan ke-152.

Rekor Kelaparan

Di Chad, banjir telah melanda hampir seluruh negeri, mengakibatkan sedikitnya 340 orang meninggal dunia dan membuat 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal, menurut pemerintah. Sekitar 160.000 tempat tinggal hancur, 260.000 hektare terendam, dan 60.000 ternak tenggelam.

"Dengan lahan pertanian yang terendam banjir dan ternak yang tenggelam, akan ada lebih sedikit makanan yang tersedia saat ini dan di masa depan di negara di mana 3,4 juta orang telah menghadapi kelaparan akut--tingkat kerawanan pangan tertinggi yang pernah tercatat di Chad," ujar juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA), Jens Laerke, dalam jumpa pers pekan lalu.

Negara tetangga Niger juga terpukul dengan 130.000 orang kehilangan tempat tinggal dan 273 orang terbunuh, sementara Mali mencatat 62 kematian dan 181.000 orang tidak memiliki tempat berlindung, menurut pemerintah kedua negara tersebut. Harga-harga makanan meningkat di Niger karena jalur transportasi ke pasar-pasar tidak dapat dilalui.

"Saya tidak pernah melihat hujan seperti ini," kata Mamadou Tidiani, petani dengan tujuh orang anak di wilayah Agadez, Nigeria. "Masih terlalu dini untuk mengatakan berapa banyak panen yang hancur, tetapi saya khawatir akan buruk."

Nigeria Utara juga tidak luput dari bencana ini, di mana banjir telah menyebabkan lebih dari 610.000 orang mengungsi dan menewaskan 201 orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tahir Hamid Nguilin, Menteri Keuangan Chad dan ketua komite pencegahan banjir, mengatakan bahwa situasi ini belum pernah terjadi sebelumnya, terutama di bagian utara negara ini yang sebagian besar berupa gurun.

Sebagian besar wilayah Sahara akan menerima curah hujan lebih dari 500% dari curah hujan normal di September, menurut Severe Weather Europe, sebuah blog yang mempublikasikan prakiraan cuaca.

Cuaca basah di Afrika bagian barat ini bertepatan dengan hujan lebat di negara-negara Eropa, termasuk Polandia, Austria, dan Jerman, yang menyebabkan sejumlah orang tewas.

(bbn)

No more pages