"Walaupun ini rasa cokelat [susunya], tetapi ini agak amis dan rasa ditenggorokan saya masih amis, jadi enek," katanya.
Namun, untuk bau susu ikan varian rasa stroberi menurutnya tidak terlalu kuat dibandingkan dengan rasa cokelat. "Lebih better [yang stroberi]," tegasnya.
Senada dengan Ayu, wartawan lainnya, Mela [24] juga menyampaikan, ketika diberikan susu ikan tersebut, awalnya dia merasa ragu untuk mencoba karena bau amis yang tercium olehnya.
"Rasanya sebenarnya enggak buruk sih, tetapi memang aromanya benar-benar enggak bisa dihilangkan sih, masih membekas, padahal udah dikecap-kecap," ungkapnya.
Ketika ditanya jika tidak ditambahkan perasa seperti cokelat maupun stroberi dalam susu ikan ini, atau versi original, dia menilai justru akan jauh lebih buruk karena kemungkinan aroma ikannya akan lebih terasa.
"Kalau ini buat anak-anak, PR-nya harus benerin aromanya dahulu deh," tegasnya.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo sebelumnya mengatakan susu ikan sudah diproduksi di Indonesia sejak 2017.
Budi memerinci protein ekstrak itu berasal dari ikan segar murah seperti seperti petek, selar, layur, tamban, dan belok.
Kemudian, ekstrak tersebut naik kelas agar dapat memberikan nilai tambah dibuat Hidrolisat Protein Ikan (HPI). HPI merupakan ekstrak protein ikan berbentuk bubuk putih. Adapun, susu ikan merupakan HPI yang telah diseduh dengan air hangat.
Selain itu, ekstrak tersebut berasal dari sejumlah ikan dengan nilai ekonomis rendah, sehingga langkah ini dapat membantu para nelayan untuk mereka jual kembali. Setelah melalui tahap HPI, maka akan menghasilkan produk susu ikan.
“Kalau dalam industri disebut susu analog. Susu analog adalah susu yang berbahan dasar bukan dari hewan berkaki empat. Nah ini susu ikan adalah penyemangat minuman berprotein yang berasal dari ekstrak protein ikan,” tutur Budi ditemui di kompleks parlemen, baru-baru ini.
Budi menyebut, susu ikan memiliki banyak kandungan, utamanya adalah omega 3, DHA, dan EPA yang merupakan faktor pembentuk pengembangan otak. Kandungan ini, kata Budi, tidak ada di dalam susu formula sapi. Sementara itu, jika berasal dari ekstrak protein ikan, akan ada kalsium hingga vitamin C.
“Nah ini bagian kesempatan kita. Selain memanfaatkan sumber daya kita sendiri dari ikan, para nelayan. Di ekstrak jadi protein ikan, kemudian diturunkan lagi jadi protein ikan,” imbuh dia.
Tidak hanya itu, susu ikan bebas laktosa dan alergen sehingga aman dikonsumsi anak-anak. Akibat keunggulan tersebut, susu ikan diklaim dapat diserap tubuh lebih banyak dan lebih cepat dari jenis susu lainnya.
Rencana kebijakan susu ikan mencuat usai PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food mengumumkan rencana alternatif pengadaan susu dalam program makan bergizi gratis. Hal ini didasarkan pada masih belum cukupnya produksi dan stok susu sapi di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, tanpa program makan bergizi gratis, kebutuhan susu nasional mencapai 4,3 juta ton per tahun. Sebanyak 22,7% di antaranya masih dipenuhi melalui kebijakan impor. Sementara itu, program Makan Bergizi Gratis menyasar 82,9 juta anak sekolah, balita, dan ibu hamil.
Program Makan Bergizi dan Susu Gratis yang digagas Prabowo bertujuan untuk menurunkan angka stunting Indonesia yang cukup tinggi yaitu 21,5% pada 2023.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama. Salah satu yang dapat mengatasi masalah stunting dengan peningkatan konsumsi ikan.
(wdh)